Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berencana untuk menaikkan target produksi dan penjualan bijih nikel tahun ini.
Emiten pelat merah ini menargetkan total produksi bijih nikel sebesar 8,44 juta wet metric ton (wmt) pada tahun ini, naik 77% dari realisasi produksi bijih nikel unaudited tahun lalu sebesar 4,76 juta wmt.
Sedangkan target penjualan bijih nikel ANTM tahun ini sebesar 6,71 juta wmt atau naik 104% dibandingkan capaian penjualan bijih nikel unaudited tahun lalu sebesar 3,30 juta wmt tahun lalu.
Manajemen mengatakan, peningkatan target penjualan bijih nikel tersebut seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri.
Baca Juga: Harga emas spot ke US$ 1.783,56, mencoba bangkit dari penurunan 7 bulan
Analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menyebut, secara positif, seharusnya ada kejelasan yang lebih mengenai harga bijih nikel seiring dengan penerapan harga patokan bijih nikel.
Adapun dua pembeli terbesar bijih nikel domestik ANTM adalah Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Virtue Dragon Nickel Industry.
Meski demikian, emiten pelat merah ini memasang target di segmen emas yang cukup konservatif. ANTM menargetkan volume penjualan emas sebesar 19,0 ton tahun ini, turun dari realisasi tahun 2020 yakni 21,8 ton.
Pun demikian dengan produksi emas yang lebih rendah, yakni sebesar 1,4 ton, turun dari realisasi tahun lalu yang mencapai 1,7 ton.
“Namun, fokus ANTM pada pasar ritel domestik dengan margin yang lebih unggul dibandingkan dengan margin ekspor, maka margin dari segmen emas dapat dipertahankan di tengah produksi yang lebih rendah,” tulis Stefanus dalam riset, Jumat (19/2).
Untuk feronikel, ANTM juga menargetkan volume yang tidak banyak berubah dari tahun lalu. ANTM menargetkan volume dan produksi penjualan di 2021 sebesar 26.000 ton nikel dalam feronikel (TNi), relative sama dengan capaian produksi dan penjualan unaudited tahun 2020 yang masing-masing sebesar 25.970 TNi dan 26.163 TNi.
Prospek ANTM juga didukung oleh perannya sebagai pemain di sektor hulu dalam pembentukan holding baterai listrik di Indonesia.
ANTM dan holding tambang BUMN yakni MIND ID, akan menjadi pemain di segmen hulu sebagai penambang bijih nikel dan pengembang fasilitas ekstraktif nikel di Indonesia Battery Corporation (IBC).
Baca Juga: Harga emas Antam Rp 930.000 per gram pada Senin (22/2)
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga Rp3.000. Dia memperkirakan adanya sentimen positif pengembangan kendaraan listrik dan laba bersih yang membaik tahun ini seiring kenaikan volume penjualan bijih nikel dan harga nikel yang solid.
BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan pendapatan ANTM tahun lalu sebesar Rp 26,11 triliun dan akan naik menjadi Rp 27,15 triliun tahun ini.
Sementara laba bersih ANTM diproyeksikan mencapai Rp 1,80 tahun ini, naik 41% dari proyeksi tahun lalu yakni Rp 1,28 triliun. Risiko utama rekomendasi ini adalah harga nikel global yang melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News