Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki pertengahan Januari 2023, harga tembaga dunia naik drastis ke level tertingginya sejak Juni 2022. Melansir Bloomberg, Rabu (11/1), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 2,38% menjadi US$ 9.124,5 per ton. Harga tembaga naik dalam lima hari perdagangan berturut-turut dan mengakumulasi kenaikan 10,57% sejak Kamis (5/1) pekan lalu.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai bahwa tingginya harga tembaga disebabkan ekspektasi permintaan yang lebih kuat dan kekhawatiran akan keterbatasan pasokan.
“Produsen utama di Chile memperkirakan output akan menyusut hampir 6% pada tahun 2023,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (12/1).
Para pemain industri utama, kata Sutopo, telah memperingatkan bahwa produksi di seluruh dunia tidak akan dapat mengimbangi permintaan yang melonjak, karena transisi ekonomi modern ke sumber energi terbarukan. Penting diketahui, transisi energi konvensional ke energi baru terbarukan sangat bergantung pada tembaga, salah satunya sebagai bahan pembuatan baterai.
Baca Juga: Harga Emas Terus Mendaki, Analis Prediksi Bisa ke US$ 1.895 Per Ons Troi
Sejalan, Analis DFCX Futures Lukman Leong menilai tingginya harga tembaga saat ini merupakan kombinasi ekspektasi permintaan yang meningkat serta penurunan pada produksi global. Selain itu, China yang kembali membuka perekonomiannya juga meningkatkan ekspektasi aktivitas ekonomi yang lebih tinggi dan peningkatan permintaan input industri.
“Permintaan akan meningkat besar dari pembukaan ekonomi China yang merupakan konsumen tembaga terbesar di dunia,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (12/1).
Lukman memprediksi harga tembaga akan berkisar di US$ 9 000-US$ 11.000 per ton sepanjang 2023. Sementara itu, Sutopo memproyeksikan bahwa harga tembaga selama 2023 bisa kembali turun di kisaran US$ 4.000-US$ 4.500 per ton di akhir 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News