Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga naik ke level tertinggi dalam hampir enam minggu pada Selasa (27/8), didorong oleh ekspektasi pemotongan suku bunga di Amerika Serikat (AS), pelemahan dolar AS, dan tanda-tanda peningkatan permintaan di China sebagai konsumen utama.
Melansir Reuters, harga tembaga acuan di London Metal Exchange (LME) naik 1,1% menjadi US$9.389 per ton pada pukul 09:54 GMT, setelah mencapai US$9.418, level tertinggi sejak 18 Juli.
Pemotongan suku bunga oleh The Fed diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan permintaan di AS.
Baca Juga: Harga Logam Industri Berpeluang Stabil di Sisa Tahun 2024
Namun juga akan memberikan tekanan pada mata uang dolar, membuat logam yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Pertemuan The Fed dijadwalkan pada 17-18 September.
Faktor makroekonomi masih menjadi pengaruh utama pada harga tembaga, kata seorang pedagang logam, menambahkan bahwa penurunan stok tembaga di Shanghai menunjukkan bahwa permintaan di China mulai meningkat.
Stok tembaga di gudang yang dipantau oleh Shanghai Futures Exchange (ShFE) telah turun 25% sejak awal Juni menjadi 251.062 ton, level terendah sejak Maret.
Indikator lain yang menunjukkan peningkatan permintaan tembaga di China adalah premium Yangshan, yang merupakan indikator penting untuk mengukur minat impor China.
Baca Juga: Harga Logam Industri Dihantui Lemahnya Permintaan
Premium tersebut kini berada di sekitar US$53 per ton, setelah sempat berada di posisi diskon pada Juli.
Para pedagang juga mengatakan bahwa penembusan rata-rata pergerakan 50 hari di sekitar $9.380 mendorong beberapa aksi beli.
Di tempat lain, ekspektasi pasokan aluminium yang lebih ketat telah mengurangi diskon pada kontrak tunai dibandingkan dengan kontrak tiga bulan menjadi sekitar US$5 per ton dari US$65 pada akhir Juli.
Para pedagang mengatakan bahwa keketatan pasokan terutama terjadi pada periode Oktober-November, yang membalikkan diskon menjadi premium.
Harga aluminium tiga bulan turun 0,9% menjadi US$2.519 per ton.
Baca Juga: Harga Tembaga LME Naik 1,1% ke US$9.213 per Ton pada Senin (19/8)
Sementara itu, harga seng menyentuh US$2.940,50 per ton, naik 15% sejak 7 Agustus karena kekhawatiran pasokan setelah 14 smelter besar sepakat untuk mengurangi produksi sebagai respons terhadap penurunan biaya pengolahan yang merugikan keuntungan. Harga seng terakhir tercatat naik 0,6% menjadi $2.931.
Pada logam lainnya, harga timbal turun 0,3% menjadi US$2.110 per ton, harga timah naik 0,2% menjadi US$32.905, dan harga nikel naik 1,4% menjadi US$16.990.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News