kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga tembaga masih melanjutkan tren pelemahan


Senin, 08 Oktober 2018 / 21:41 WIB
Harga tembaga masih melanjutkan tren pelemahan
ILUSTRASI. Butiran tembaga


Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali pekan perdana di kuartal IV, harga tembaga masih cenderung lesu di tengah sentimen perang dagang dan solidnya pergerakan mata uang dollar AS.

Mengutip Bloomberg, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 6.173 per metrik ton pada penutupan perdagangan Jumat (5/10) lalu. Angka ini melemah 1,86% dibandingkan sehari sebelumnya. Adapun selama sepekan terakhir, harga tembaga sudah terkoreksi 1,35%.

Analis Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto mengatakan, harga tembaga belum bisa lepas dari bayang-bayang sentimen perang dagang antara AS dan China yang berlangsung sejak awal tahun ini. Komoditas ini cukup terpukul karena perang dagang membuat sektor manufaktur dan sektor properti China melambat. Padahal, permintaan terhadap tembaga tergolong tinggi dari kedua sektor tersebut.

“Jadi memang tren bearish masih akan dialami tembaga sepanjang tahun ini,” ujar dia, Senin (8/10).

Penurunan harga tembaga masih berlanjut mengingat penguatan dollar AS masih terjadi, sehingga para pelaku pasar terus memburunya di tengah ketidakpastian global. Selain perang dagang, para pelaku pasar juga mengkhawatirkan kondisi zona Eropa yang terbebani oleh pembahasan anggaran pemerintah Italia serta belum jelasnya arah perundingan Brexit. “Wajar jika pelaku pasar menghindari aset-aset berisiko, termasuk tembaga,” terang Andri.

Lebih lanjut, adanya laporan surplus tembaga global periode Januari—Juli sebesar 17.000 metrik ton juga kian menekan harga komoditas tersebut.

Selama sentimen-sentimen tersebut belum mereda, harga tembaga menurut Andri masih akan mengalami tren penurunan hingga akhir tahun.

Secara teknikal, harga tembaga bergerak di level MA50, MA100, dan MA200. Indikator RSI berada di area netral dengan posisi 49,9. Stochastic berada di level 43,8 sehingga menunjukkan sinyal jual. Adapun MACD berada di level 39,75 yang memberi sinyal beli.

Kombinasi indikator teknikal ditambah faktor fundamental membuat Andri memproyeksikan harga tembaga akan bergerak di kisaran US$ 6.110—US$ 6.200 per metrik ton pada perdagangan Selasa (9/10) besok. Sedangkan untuk sepanjang pekan ini, harga tembaga ditaksir berada di kisaran US$ 6.070—US$ 6.220 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×