kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Sektor industri China melesu, harga tembaga ikut tertekan


Jumat, 28 September 2018 / 19:12 WIB
Sektor industri China melesu, harga tembaga ikut tertekan
ILUSTRASI. Tembaga copper


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca melonjak tinggi pada akhir pekan lalu, harga tembaga terus terkoreksi. Lesunya sektor industri dan properti di China dan jumlah pasokan yang meningkat menekan harga komoditas logam industri ini sepanjang pekan.

Mengutip Bloomberg, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) pada penutupan Kamis (27/9) berada di posisi US$ 6.187 per metrik ton atau melorot 1,51% dari posisi harga pada hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga tembaga terus jatuh dan mencatat penurunan sebesar 2,8%.

Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto mengatakan, pelemahan harga tembaga sejalan dengan harga saham-saham sektor pengembang dan properti di China yang melorot. "Para pelaku pasar mulai khawatir prospek pasar properti di China akan mengalami perlambatan seiring memanasnya perang dagang AS dan China," kata Andri, Jumat (28/9).

Tambah lagi, Kamis (27/9), Biro Statistik Nasional China merilis pertumbuhan laba perusahaan sektor industri di China sepanjang Agustus mengalami perlambatan. Laba sektor industri hanya tumbuh 9,2% year-on-year (yoy), turun dari pertumbuhan di bulan sebelumnya yang menyentuh 16,2% yoy. Menurut data tersebut, laba sektor industri China pada Agustus lalu sebesar 519,7 miliar yuan atau sekitar US$ 75,6 miliar.

Selain itu, Andri juga mengatakan, produksi tambang tembaga secara global mengalmai kenaikan sejak awal tahun. Menurut laporan International Copper Study Group (ICSG). produksi tembaga global naik sekitar 5% sepanjang tahun ini dengan kontribusi terbesar dari Chile dan Indonesia.

"Apalagi mata uang kedua negara ini sedang terdepresiasi sehingga wajar berupaya menggenjot produksi untuk meningkatkan ekspor," ujar Andri.

Melihat posisi harga dan sentimen yang menyelimuti komoditas tembaga saat ini, Andri memprediksi tren harga masih akan melemah sampai pengujung tahun. Belum lagi, sentimen ekspektasi penguatan dollar seiring dengan rencana The Fed menaikkan suku bunga satu kali lagi di bulan Desember nanti akan semakin menahan laju harga tembaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×