kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tembaga melemah di kuartal III 2018


Selasa, 02 Oktober 2018 / 21:44 WIB
Harga tembaga melemah di kuartal III 2018
ILUSTRASI. Tembaga copper


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga di kuartal III 2018 masih belum pulih setelah cenderung bergerak melemah sejak tahun lalu akibat mogoknya tambang tembaga di Chili dan Peru. Kini sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China semakin memberatkan kinerja tembaga.

Mengutip Bloomberg, Jumat (28/9), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup pada level US$ 6.258 per metrik ton. Selama kuartal III 2018 harga tembaga tercatat turun 5,55%.

"Harga tembaga jatuh ditengah meningkatnya dollar AS dan masalah perdagangan global," kata analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono, Selasa (2/10).

Selain itu, harga logam merah ini terbebani potensi perlambatan permintaan dari China akibat perang dagang dengan AS. Sekedar informasi, China adalah konsumen komoditas tembaga terbesar di dunia dan menyumbang sekitar setengah dari permintaan tembaga dunia.

"Investor sudah menjadi sensitif terhadap tanda-tanda pelemahan ekonomi China dalam beberapa bulan terakhir karena perang dagang AS dan China masih berlarut," kata Wahyu.

Investor juga fokus memperhatikan pergerakan dollar AS. Wahyu mengatakan, hampir sepanjang tahun, penguatan dollar AS membuat tembaga dan komoditas logam industri lain yang dalam mata uang dollar AS jadi lebih mahal.

Harga tembaga telah jatuh untuk tiga kuartal berturut-turut di tahun ini. Untuk kuartal IV 2018, Wahyu memproyeksikan, sentimen yang mempengaruhi harga tembaga masih akan sama hingga sisa tahun ini. Namun, data dari LME jadi faktor yang bisa mendukung harga tembaga karena sempat mencapai titik terendah di Agustus lalu.

"Jadi masalah perang dagang, persediaan, permintaan China, efek dollar AS, kami masih berpandangan positif untuk tembaga sebagai logam industri terbaik, tetapi tentu pertumbuhannya tidak akan setinggi tahun-tahun lalu," kata Wahyu.

Wahyu menganalisis, rentang harga US$ 5.500 per ton menjadi area support untuk jangka waktu menangah dengan resistance di US$ 7.300 per metrik ton. Sementara untuk jangka panjang sinyal bearish masih terjadi bila tembus US$ 4.000 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×