Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir pada hari Jumat (20/9), didorong oleh optimisme mengenai kemungkinan stimulus tambahan dari China, konsumen logam terbesar di dunia, setelah pemotongan suku bunga The Fed.
Sementara itu, aluminium mengalami penurunan akibat penjualan oleh produsen.
Melansir Reuters, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,3% menjadi US$9.540,50 per ton pada pukul 09.45 GMT, setelah sebelumnya menyentuh US$9.599,50, level tertinggi sejak 18 Juli.
Baca Juga: Harga Tembaga Capai Level Tertinggi 2 Bulan Setelah Pemotongan Suku Bunga The Fed
Namun, kenaikan harga tembaga sedikit terpangkas akibat aksi ambil untung menjelang akhir pekan dan penguatan indeks dolar AS, yang membuat komoditas yang dihargai dalam dolar lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain.
Bank sentral AS memulai siklus pelonggaran kebijakan moneternya pada hari Rabu (18/9) dengan pemotongan suku bunga setengah poin, lebih besar dari biasanya, yang mengangkat aset berisiko global.
"Bank sentral China selama ini menahan diri dari memberikan stimulus luas karena perbedaan suku bunga, tetapi sekarang hambatan itu telah hilang, mereka bisa mulai merangsang ekonomi," kata Nitesh Shah, Commodity Strategis di WisdomTree.
Baca Juga: Harga Logam Industri Terangkat Pemangkasan Suku Bunga Global
China secara tak terduga mempertahankan suku bunga acuan pinjaman tetap pada penetapan bulanan hari Jumat, tetapi analis memperkirakan bahwa pemotongan suku bunga kemungkinan akan dimasukkan dalam paket kebijakan yang lebih besar.
Tembaga LME telah naik lebih dari 7% sejak jatuh ke level terendah tiga minggu pada 4 September, meskipun masih turun 14% sejak mencapai rekor tertinggi pada bulan Mei.
"Ada risiko penurunan jangka pendek setelah reli yang dipimpin sentimen," tambah Shah.
Turut mendukung harga tembaga adalah penurunan lebih lanjut dalam persediaan di gudang yang terdaftar di Bursa Berjangka Shanghai, di tengah peningkatan permintaan musiman.
Data hari Jumat menunjukkan stok telah berkurang lebih dari setengah sejak awal Juni.
Baca Juga: Harga Logam Industri Menguat, Begini Prospeknya Hingga Akhir Tahun 2024
Sementara itu, aluminium LME turun 0,7% menjadi US$2.521 per ton karena produsen memanfaatkan reli harga baru-baru ini untuk menjual pada harga yang lebih tinggi, kata seorang pedagang.
Di antara logam lainnya, seng LME turun 0,8% menjadi US$2.907,50 per ton, nikel naik 0,8% menjadi US$16.470, timbal bertambah 0,4% menjadi US$2.082,50, dan timah naik 1,6% menjadi US$32.340.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News