Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga melayang di dekat level tertinggi 28-bulan pada perdagangan Rabu (21/10), di tengah ekspektasi untuk stimulus baru Amerika Serikat (AS). Dukungan juga datang dari dolar AS yang melemah dan penguatan yuan China.
Melansir Reuters pukul 11.50 WIB, harga tembaga pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,4% menjadi US$ 6.929,50 per ton pada 0419 GMT, setelah mencapai level tertinggi 28-bulan pada US$ 6.937,50 per ton di sesi sebelumnya.
Sementara, kontrak tembaga November yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange naik sebanyak 2,2% menjadi 52.500 yuan ($ 7.890,23) per ton, tertinggi sejak 21 September.
Gedung Putih dan Partai Demokrat di Kongres AS mendekati kesepakatan tentang RUU bantuan virus corona pada hari Selasa, yang dapat membantu pemulihan di ekonomi terbesar dunia itu Tembaga sering digunakan sebagai pengukur kesehatan ekonomi global.
Baca Juga: Pekan ketiga Oktober 2020, batubara dan nikel masih jadi komoditas juara
Dolar mencapai level terendah satu bulan sementara yuan menyentuh level tertinggi dua tahun, membuat logam yang dihargakan dalam greenback di LME lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang lain, terutama di China, konsumen logam utama dunia.
"Lemparkan beberapa gangguan pasokan potensial di Chili, (Anda memiliki) campuran yang bagus untuk naik lebih tinggi," kata broker komoditas Anna Stablum dari Marex Spectron, merujuk pada pemogokan tenaga kerja baru-baru ini di negara penghasil tembaga terbesar di dunia.
"Ketika situasi memburuk di Eropa dan Amerika Serikat dengan lebih banyak kasus virus ckorona, akan ada lebih banyak stimulus yang dibutuhkan dan ini membantu komoditas lebih tinggi," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News