kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga tembaga bisa menguat ke US$ 10.000 tahun ini


Rabu, 13 Januari 2021 / 21:15 WIB
Harga tembaga bisa menguat ke US$ 10.000 tahun ini
ILUSTRASI. Sukses tembus level psikologis US$ 8.000 per metrik ton, harga tembaga di 2021 berpotensi untuk terus menanjak


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses tembus level psikologis US$ 8.000 per metrik ton, harga tembaga di 2021 berpotensi untuk terus menanjak mendekati level US$ 10.000 per metrik ton.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan, beberapa sentimen menjadi kunci penguatan harga tembaga di awal 2021, seperti reflationary trade. Kondisi tersebut mencerminkan tren investasi, dimana pasar mengejar aset-aset yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. 

Adapun dari sisi fundamental, penguatan harga tembaga turut didukung faktor suplai yang mengalami disrupsi akibat pandemi Covid-19. Khususnya, terjadi hambatan produksi di Cile yang juga salah satu produsen tembaga terbesar di dunia. 

Sementara itu, demand atau permintaan dari China menunjukkan peningkatan. Apalagi Negeri Tirai Bambu juga merupakan konsumen tembaga terbesar di dunia yang berkontribusi sekitar 50% dari total permintaan global. 

Baca Juga: Kementerian ESDM proyeksikan ada empat smelter baru di 2021

Faktor lainnya yang menjadikan tembaga tetap menarik dan layak dilirik yakni tren electric vehicles (EV) dan baterai di China, Eropa, dan AS. Sebagaimana diketahui, tembaga merupakan salah satu komponen utama pelengkap kendaraan listrik dan baterai tersebut.

Ke depan, Wahyu memandang terdapat beberapa wacana yang masih jadi perhatian bagi penggerak harga tembaga. Antara lain terkait kebijakan The Fed terhadap inflasi AS. Banyak pihak yang memprediksi akan adanya tapering stimulus atau mulai memperkecil jumlah stimulus yang diguyur. Jika itu terjadi, ada peluang bagi greenback untuk rebound dan akhirnya menekan harga komoditas. 

Wahyu menilai tahun ini harga tembaga masih bisa naik meski kemungkinan tidak akan sekuat 2020. Selain itu, harga tembaga saat ini dianggap sudah priced in atau sesuai dengan prediksi pasar. Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (13/1) harga tembaga naik 1,42% ke level US$ 7.975 per metrik ton. 

Baca Juga: Harga tembaga tembus level tertinggi 8 tahun, terkerek harapan stimulus AS

"Untuk 2021, tembaga masih bisa ke US$ 10.000 per metrik ton, dimana rentang untuk kuartal pertama 2021 di kisaran US$ 7.000 per metrik ton hingga US$ 9.000 per metrik ton," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (13/1).

Dia menambahkan, peluang tekanan dolar AS akan memberi ruang lebih banyak untuk tembaga meluncur ke level US$ 10.000 per metrik ton tahun ini. Ditambah lagi, inflasi AS juga erat kaitannya terhadap prospek harga komoditas, disusul tren pola harga emas dan perak masih bullish, yang membuat tembaga masih akan mengekor tren tersebut. 

"Selain suplai dari China, isu lingkungan pun dalam jangka panjang masih akan mendukung harga tembaga. Jadi baik jangka pendek dan panjang, serta dilihat dari supply dan demand secara fundamental tembaga masih akan positif," tandas Wahyu.

Baca Juga: Realisasi Proyek Smelter Tahun 2020 Meleset dari Target

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×