Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga naik ke level tertinggi hampir delapan tahun di tengah harapan stimulus Amerika Serikat (AS) lebih besar lagi, Rabu (6/1). Bahkan ketika tren pelimpahan Senat menunjukkan kendali majelis Senat yang penting masih diperebutkan.
Melansir Reuters pukul 14.41 WIB, harga tembaga kontrak tiga bulan di London Metal Exchange naik sebanyak 1,3% menjadi US$ 8.103,50 per metrik ton, tertinggi sejak Februari 2013.
Kontrak tembaga Februari yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange naik 1,6% menjadi 59.030 yuan (US$ 9.144,00) per metrik ton pada 0655 GMT.
Jaringan TV Georgia dan Edison Research memprediksi penantang Demokrat Raphael Warnock akan memenangkan perebutan Senat AS.
"Jika Demokrat berhasil mengambil kendali Senat, itu dipandang sebagai tanda bullish karena Presiden terpilih Joe Biden akan memiliki waktu yang lebih mudah untuk menjalankan kebijakannya dan partainya telah memilih lebih banyak stimulus daripada Partai Republik," kata broker komoditas. Anna Stablum dari Marex Spectron dalam sebuah catatan.
Baca Juga: 5 Komoditas ini permintaannya bakal tinggi di China tahun depan
Asal tahu, tembaga sering digunakan sebagai pengukur kesehatan ekonomi global. Protes warga setempat di tambang Las Bambas Peru, yang dijalankan oleh MMG Ltd yang berbasis di Australia turut mengerek harga.
Di sisi lain, harga aluminium LME naik 0,5% menjadi US$ 2.051 per metrik ton dan harga seng naik 1,2% menjadi US$ 2.846,50 per metrik ton.
Harga aluminium ShFE turun 0,3% menjadi 15.410 yuan per metrik ton dan harga seng meningkat 1,6% menjadi 21.365 yuan per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News