kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga SUN Naik, Asing Masih Keluar Masuk


Selasa, 16 Desember 2008 / 08:35 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) terbitan Pemerintah Indonesia makin berotot. Data Bloomberg mencatat, kemarin, indeks harga SUN bikinan Himpunan Pedagang SUN (Himdasun) mencapai level 84,30. Pada awal bulan ini, posisinya masih pada level 76,55. Berarti, dua pekan ini, indeks harga SUN itu naik 10,12%.

Tren kenaikan harga SUN bisa kita lihat dari pergerakan harga SUN acuan seri FR0048 yang jatuh tempo September 2018. Harga surat utang bertenor 10 tahun ini naik ke level 78,56, kemarin. Imbal hasilnya (yield) 12,92%. Sebagai perbandingan, harga surat utang acuan itu pada awal Desember 2008 masih 68,51 dan yield-nya mencapai 15,3%.

Salah satu pendorong kenaikan harga SUN adalah keputusan Bank Indonesia (BI) yang memotong suku bunga acuan (BI rate), dari 9,5% menjadi 9,25%, pada 4 Desember 2008. Sudah lazim, saat BI rate turun, yield SUN ikut turun dan harganya pun akan menguat.

Dana-dana asing atau hot money yang mulai lagi masuk ke Indonesia, juga turut mendorong kenaikan harga SUN. Maklum, dana asing itu antara lain masuk pula ke SUN.

Statistik kepemilikan SUN Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Utang Departemen Keuangan membuktikannya. Per 5 Desember 2008, porsi kepemilikan asing di SUN Rp 87,11 triliun, naik dari posisi November 2008 Rp 86,42 triliun. Lima hari kemudian (10/12), angka itu naik lagi jadi Rp 89 triliun.

Namun, kita perlu waspada karena hot money itu mulai cabut lagi dari SUN. Pada 11 Desember 2008, porsi asing di SUN turun menjadi Rp 88,61 triliun.

Secara umum, pasar obligasi belum pulih. "Transaksi harian masih sekitar Rp 2 triliun per hari," ujar Handy Yunianto, Analis Obligasi PT Mandiri Sekuritas kepada KONTAN, kemarin. Normalnya, nilai transaksi bisa mencapai Rp 4 triliun per hari.

Handy menilai, harga SUN berpeluang naik lagi. Alasannya, ada kemungkinan BI akan menurunkan kembali suku bunga acuan BI rate menjadi antara 8,5% hingga 8,75%.

Analis PT Erdikha Elit Sekuritas Tono S. Hartono malah yakin pasar SUN akan bergairah. Apalagi, kini, banyak dana masyarakat yang menganggur dan bisa mengalir ke SUN. "Dana pensiun akan mengincar SUN untuk mengisi portofolionya menjelang akhir tahun," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×