kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Harga SUN hari ini diprediksi bergerak terbatas


Jumat, 13 November 2015 / 13:18 WIB
Harga SUN hari ini diprediksi bergerak terbatas


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Analis menerawang, pergerakan Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari ini bakal terbatas. Investor masih menunggu rilis data neraca pembayaran Indonesia per kuartal III 2015.

Pada Kamis (12/11), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,0035 poin atau cenderung stagnan ke level 105,65.

Analis Fixed Income MNC Securitites I Made Adi Saputra menduga, pergerakan harga SUN pada Jumat (13/11) bakal cenderung bergerak terbatas. Investor akan mencermati rilis data neraca pembayaran Indonesia per kuartal III 2015 oleh Bank Indonesia (BI).

“Membaiknya data neraca pembayaran yang diikuti dengan penurunan defisit neraca berjalan (current account) akan menjadi katalis positif bagi pasar surat utang,” ujar Made.

Sebab, menyusutnya defisit neraca berjalan akan membuka kesempatan bagi BI untuk memangkas tingkat suku bunga acuan yang saat ini bertengger di level 7,5%.

Made berpendapat, data tersebut juga akan menjadi pertimbangan bagi BI untuk menetapkan kebijakan moneternya pada Selasa (17/11).

“Selain itu, faktor domestik yang akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara adalah telah dipenuhinya target penerbitan Surat Berherga Negara di tahun 2015,” paparnya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, per tanggal 5 November 2015, pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 465,28 triliun, melebihi target penerbitan di tahun 2015 yang sebesar Rp 461,70 triliun.

Semakin terbatasnya pasokan SBN di pasar primer akan berdampak positif bagi pasar surat utang sekunder. Dari sisi eksternal, lanjut Made, investor masih menantikan rilis data inflasi AS per Oktober 2015 yang akan meluncur pada Selasa (17/11).

“Di mana angka inflasi yang cukup kuat akan menjadi pertimbangan bagi Bank Sentral Amerika untuk mulai menaikkan tingkat suku bunga acuan pada pertemuan di bulan Desember 2015 mendatang,” terangnya.

Secara teknikal, Made menyebutkan harga SUN masih berada pada area konsolidasi. Sehingga, dalam jangka pendek, harga SUN masih bergerak cenderung mendatar dengan perubahan harga yang relatif terbatas.

Bertolak dari aspek tersebut, Made menyarankan investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder dengan menerapkan strategi trading jangka pendek.

“Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat melakukan strategi pembelian Surat Utang Negara secara bertahap di saat harga Surat Utang Negara kembali mengalami penurunan atau buy on weakness,” pungkasnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×