Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan kembali naik pada perdagangan Kamis (20/9). Namun, kenaikan tersebut akan dibatasi oleh naiknya imbal hasil surat utang global serta para pelaku pasar yang masih mencermati perkembangan terakhir dari konflik perang dagang.
Sebelumnya, harga SUN melanjutkan kenaikan pada perdagangan kemarin seiring dengan berlangsungnya aksi beli oleh investor. Imbal hasil SUN dengan tenor pendek turun 1—3 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang terbatas hingga 5 bps.
Imbal hasil SUN tenor menengah turun berkisar 1—6 bps dengan kenaikan harga hingga 30 bps. Adapun untuk SUN bertenor panjang, penurunan imbal hasil terlihat lebih besar sekitar 3—15 bps sementara harganya naik hingga 85 bps.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra menyebut, kenaikan harga SUN yang terjadi kemarin didorong oleh aksi beli di pasar sekunder oleh para invetor. Hal ini seiring dengan adanya katalis positif berupa tren pergerakan harga SUN yang bergerak naik dalam beberapa hari terakhir.
Kenaikan harga juga didukung oleh peningkatan volume perdagangan, meskipun di saat yang sama imbal hasil surat utang global bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan. “Selain itu, pelemahan rupiah pada perdagangan kemarin tidak menjadi penghalang bagi investor untuk membeli SUN di pasar sekunder,” ungkap Made dalam riset hari ini.
Seiring dengan tren kenaikan harga yang terjadi akhir-akhir ini, Made melihat SUN dengan tenor panjang telah mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Alhasil, investor dapat mulai mempertimbankan untuk melakukan aksi ambil untung di tengah adanya ancaman kenaikan imbal hasil US Treasury. Ia pun merekomendasikan seri-seri seperti ORI013, SR009, PBS016, PBS002, FR0036, FR0031, FR0053, FR0061, FR0043, FR0046, FR0070 dan FR0047 pada perdagangan hari ini.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail mengatakan, imbal hasil US Treasury jangka menengah (10 tahun) dan jangka panjang (30 tahun) pada Rabu malam masing-masing naik 3 bps ke level 3,06% dan 3,21%. “Naiknya imbal hasil US Treasury disebabkan ekspektasi investor yang semakin kuat bahwa The Fed akan menaikan suku bunga acuan dua kali lagi di tahun ini,” kata Ahmad dalam riset, hari ini.
Pergerakan harga minyak dan gas alam dunia turut mendorong kenaikan imbal hasil US Treasury. Harga minyak West Texas Intermediate dan gas alam semalam masing-masing bergerak naik. Harga minyak dunia naik 1,8% ke level US$ 71,1 per barel sedangkan harga gas alam dunia naik 0,40% ke level US$ 2,91 per barel. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh jatuhnya stok minyak di AS sebanyak 2,1 juta barel di minggu kedua September.
Dengan hasil ini plus potensi pelemahan rupiah, Ahmad memperkirakan, besar kemungkinan imbal hasil SUN akan naik pada perdagangan hari ini. Dia memprediksi, imbal hasil SUN seri acuan 10 tahun akan bergerak di rentang 8,40%-8,60% pada hari ini. Dia merekomendasikan seri obligasi negara antara lain FR0061, FR0070, FR0071, dan FR0043.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News