Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Andri Indradie
JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akhirnya mengekor produsen semen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Setelah harga produk BUMN turun Rp 3.000 per sak, giliran INTP memangkas harga produknya sekitar 4% sejak awal pekan lalu.
Untuk mengimbangi penurunan harga semen, kini INTP gencar efisiensi. Perseroan pun berharap adanya penyesuaian tarif pasca-penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), seperti turunnya tarif listrik dan biaya transportasi. "Kami akan mati-matian efisiensi," ungkap Sahat Siahaan, Sekretaris perusahaan INTP kepada KONTAN, Senin (26/1).
INTP berharap pembangunan infrastruktur tahun ini mampu mendorong pertumbuhan permintaan semen. Perseroan menargetkan penjualan semen tahun ini tumbuh 5% - 6%, seiring dengan proyeksi pertumbuhan permintaan semen dalam negeri.
Tahun 2014, kapasitas produksi INTP 20,5 juta ton. Akhir tahun ini, INTP berharap kapasitas produksi bisa tumbuh jadi 24,9 juta ton setelah pabrik ke-14 di Citeureup, Jawa Barat, mulai beroperasi. Sampai kini, pabrik berkapasitas 4,4 juta ton per tahun ini masih dalam tahap pembangunan dan diharapkan selesai di akhir tahun 2015.
Selain pabrik di Citeureup, INTP juga akan membangun pabrik ke-15 di Pati, Jawa Tengah, berkapasitas 2,5 juta ton per tahun. Untuk membangun pabrik yang bakal dimulai pertengahan tahun ini, INTP menginvestasikan dana sekitar US$ 150 - US$ 200 per ton.
Tak hanya itu, INTP juga sedang menyiapkan lokasi pembangunan pabrik ke-16 di luar pulau Jawa. Alhasil, tiga tahun lagi, INTP menargetkan, kapasitas pabrik mampu meningkat jadi 30 juta ton per tahun.
Tahun ini, perseroan berharap, program infrastruktur pemerintah berjalan dengan lancar. Jika pembangunan lancar, INTP optimistis, permintaan semen tumbuh signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News