kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga sederet komoditas naik, ini faktor pendorongnya


Rabu, 30 Juni 2021 / 08:35 WIB
Harga sederet komoditas naik, ini faktor pendorongnya


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam Indonesia Economy Outlook yang dirilis oleh Mirae Aset Sekuritas pada 28 Juni 2021, ada tiga catatan yang membuat ledakan harga komoditas terjadi di sepanjang tahun 2021.

Yang pertama adalah lemahnya dolar AS, dolar AS dikenal sebagai mata uang dunia karena suatu alasan, salah satunya berhasil mempertahankan penggunaan yang tinggi di atas tingkat 40% dalam perdagangan global setiap tahunnya.

Ketika dolar AS diperdagangkan pada tingkat yang sangat rendah, maka negara-negara lain yang tidak menggunakan greenback sebagai mata uang utama mereka akan mendapatkan dorongan yang cukup besar untuk daya beli mereka, sehingga memungkinkan mereka membeli komoditas dengan jumlah uang yang sama dan membuat permintaan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya mendorong harga.

Baca Juga: Rupiah berpotensi kembali melemah pada perdagangan Rabu (30/6)

Yang kedua adalah meningkatnya harga komoditas terjadi sebagai respons dari aktivitas ekonomi yang lebih tinggi pasca pandemi.

Terakhir adalah terjadi kendala pasokan mengenai komoditas tertentu, misalnya terjadi lonjakan tajam di bulan Maret akibat insiden di Terusan Suez yang melibatkan salah satu kapal kontainer terbesar di dunia. Sedangkan untuk batubara larangan batubara Australia oleh China menjadi sentimen negatif yang membuat harga melonjak.

Mirae Asset Sekuritas melihat dan percaya bahwa harga komoditas akan tetap tinggi hingga akhir tahun, tetapi Mirae Asset Sekuritas tidak mengharapkan kembali lonjakan harga karena beberapa alasan.

Alasan yang pertama adalah dolar AS diperkirakan masih akan tetap lemah sepanjang tahun 2021, karena tidak adanya stimulus fiskal besar-besaran lainnya yang akan menjaga greenback pada tingkat saat ini.

Mereka melihat dari sudut pandang The Fed bahwa meski berkomitmen untuk membeli setidaknya US$ 120 miliar setiap bulannya, Mereka tidak berpikir bahwa The Fed akan meningkatkan jumlah pembelian.

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi, dipicu rencana kenaikan pasokan OPEC+ dan ancaman Covid-19

Alasan kedua adalah dengan adanya beberapa risiko penurunan yang menutupi pemulihan global, terutama dari ancaman Covid-19, mereka percaya bahwa permintaan komoditas tidak akan meningkat signifikan seperti yang terjadi sepanjang tahun 2021.

Namun demikian, proyeksinya bahwa harga komoditas akan tetap tinggi hingga akhir tahun akan menjadi pertanda baik bagi angka produk domestik bruto (PDB) dari ekonomi negara yang bergantung pada komoditas, termasuk Indonesia.

Selanjutnya: Tren positif batubara akan terhenti ketika musim hujan di China utara berakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×