Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju positif harga batubara masih belum berhenti. Teranyar, harga batubara ICE Newcastle kontrak Juli 2021 berada di level US$ 131,1 per ton pada penutupan Jumat (25/6). Artinya, sepanjang pekan kemarin, si batu hitam ini berhasil menguat hingga 6,15%.
Sementara jika dihitung secara year to date, penguatan harga batubara bahkan sudah mencapai 61,89%. Tren positif ini bahkan diperkirakan masih akan terus melanjut.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai, bisa jadi dalam waktu dekat batubara akan berhasil menembus level tertinggi sepanjang masa, yakni US$ 137,6 per ton. Apalagi, harga batubara hanya perlu menguat sekitar 5% saja untuk bisa menembus level tersebut.
“Secara fundamental, harga batubara saat ini memang berada dalam tren bullish seiring didukung berbagai sentimen pendukung. Sehingga menembus level all time high merupakan sesuatu yang mungkin terjadi dalam waktu dekat ini,” kata Ibrahim ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/6).
Baca Juga: Tren bullish, harga batubara berpotensi pecahkan rekor tertinggi sepanjang masa
Ibrahim menyebut, sentimen pertama datang dari kendala cuaca berupa hujan ekstrem yang terjadi di China utara. Dengan guyuran hujan lebat, produksi batubara di bagian negara tersebut pun terhenti seiring aliran listrik yang padam dan rute transportasi yang terhalang cuaca. Kondisi ini pada akhirnya membuat China kekurangan pasokan batubara dalam negeri sehingga membuka keran impor.
Dus, harga batubara global pun naik seiring permintaan yang juga meningkat. Ibrahim bilang, cuaca buruk ini akan berlanjut setidaknya hingga akhir Juli. Artinya, hal tersebut masih akan menjadi katalis positif untuk mendukung lanjutan penguatan harga batubara.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) fokus jaga target produksi di tahun 2021
Namun, selepas Juli, Ibrahim memperkirakan laju positif batubara akan mulai terhenti. Faktor musim hujan di China yang berhenti akan membuat produksi dan distribusi kembali beroperasi. Dengan demikian, pasokan akan kembali normal dan membuat harga batubara dengan sendirinya menyesuaikan dan terkoreksi.
“Apalagi, penguatan batubara sepanjang tahun ini memang sudah kelewat tajam. Sehingga ada potensi profit taking besar-besaran di semester II-2021 mendatang,” imbuh Ibrahim.
Dengan keadaan pasokan dan permintaan yang kembali seimbang, serta adanya profit taking, Ibrahim memperkirakan pada paruh kedua tahun ini, harga batubara akan berada di kisaran US$ 120 per ton-US$ 130 per ton.
Baca Juga: Setoran PPN dari komoditas batubara capai hampir setengah triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News