kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga saham-saham lapis bawah melejit, cermati tips berikut


Kamis, 20 Mei 2021 / 20:25 WIB
Harga saham-saham lapis bawah melejit, cermati tips berikut
ILUSTRASI. Saham lapis kedua dan ketiga dengan kapitalisasi pasar kecil masih mendominasi jajaran top gainers.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Volatilitas di pasar saham-saham tersebut sebagian besar karena adanya sentimen dan rumor yang beredar di kalangan investor maupun trader. Kendati demikian, beberapa saham yang masuk top gainers belum tercermin dengan kondisi fundamental perusahaan yang baik.

Banyak dari pelaku pasar yang menggunakan saham-saham tersebut sebagai sarana untuk trading jangka pendek dan spekulasi memanfaatkan euforia kenaikan yang ada. Oleh karenanya, saham-saham lapis bawah ini menguat.

Pahami risiko

Namun, transaksi pada saham saham lapis bawah tentu mempunyai risiko, di balik kenaikannya yang signfikan. Terlebih, saham-saham ini punya kapitalisasi pasar yang kecil, tidak lebih dari Rp 10 triliun. Hendri menyebut, risiko tersebut seperti adanya risiko fluktuasi pasar dan risiko likuiditas.

Dengan adanya fluktuasi pasar yang signifikan, investor harus siap dengan adanya koreksi saham yang cukup signifikan juga. Ditambah lagi dengan adanya risiko likuiditas, akan menjadikan investor maupun trader besar kesulitan dalam melakukan stop loss atas saham-saham tersebut di tengah koreksi.

Baca Juga: Masuk deretan top gainers, cermati rencana bisnis Samudera Indonesia (SMDR) tahun ini

Hal ini mengingat saham tersebut ditransaksikan dengan volume transaksi yang sangat terbatas karena kekuatan supply maupun demand yang tidak seimbang. “Lalu bagaimana yang terjadi apabila investor maupun trader besar tidak dapat melakukan stop loss? Saham akan terjun terkoreksi cukup signifikan sehingga berpotensi meningkatkan risiko auto rejection bawah (ARB), karena permintaan yang tidak dapat memenuhi suplai,” sambung dia.

Lantas, bagaimana dengan investor ritel dalam menyikapi risiko di saham lapis bawah ini? Hendri  menyarankan, investor ritel lebih menahan diri dan lebih bijak dalam menentukan pengambilan keputusan.

Investor maupun trader alangkah baiknya lebih bersikap rasional dalam pengambilan keputusan investasi. Pelaku pasar harus kembali mengkaji faktor-faktor penting di balik alasan kenaikan saham tersebut, baik dari faktor fundamental maupun teknikal.

Karena, kenaikan saham yang sangat signifikan biasanya terjadi hanya akibat dari sentimen dan euforia semata yang ke depannya akan memudar. Sehingga, tidak dipungkiri apabila fundamental maupun teknikal tidak mendukung, kenaikan saham tersebut akan berbalik ke harga wajar fundamental perusahaan tersebut dan memicu adanya koreksi cukup signifikan berbanding lurus dengan kenaikannya.

Baca Juga: Saham-saham lapis bawah jadi top gainers sepanjang Mei 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×