Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT PP Properti Tbk (PPRO) pada perdagangan hari ini, Rabu (4/12) bergerak di level Rp 67. Artinya, sepanjang tahun 2019 berjalan saham ini telah turun 41,88%.
Harga tersebut juga berada di bawah harga initial public offering (IPO) Rp 185. Padahal, berdasarkan catatan Kontan.co.id, setelah PPRO stock split pada 2017 silam harga sempat melesat menjadi Rp 372.
Baca Juga: Emiten konstruksi genjot penerimaan berulang, begini rekomendasi analis
Direktur Keuangan PPRO Indaryanto menilai, penurunan tersebut karena faktor eksternal. Sebelumnya dia sempat menjelaskan, saat ini kondisi pasar masih cukup menantang karena penurunan suku bunga belum ada dampaknya.
Sehingga dari sisi pendapatan pra penjualan sampai dengan Oktober agak mengalami penurunan bila dibanding tahun lalu.
"Analisa kamu penurunan itu adalah karena faktor eksternal yang tidak terkait dengan faktor fundamental kami," ujar Indaryanto saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (3/12).
Baca Juga: PSAK 72 berlaku, PPRO nilai pendapatan tahun depan terdampak
Lebih lanjut, Indaryanto menjelaskan saat ini perusahaan belum mempublikasikan laporan keuangan kuartal III-2019 karena sedang proses finalisasi audit oleh akuntan publik.
Adapun sepanjang semester I-2019, PPRO mengantongi pendapatan sebesar Rp 874,83 miliar atau turun 26,01% secara tahunan (yoy) dari Rp 1,18 triliun di semester I-2018.
Sementara itu laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 158,53 miliar atau naik 11,92% yoy.
Baca Juga: PPRO siapkan belanja modal Rp 900 miliar
Sedangkan, debt to equity ratio (DER) PPRO tercatat 192,65%. Adapun utang tercatat sebesar Rp 11,35 triliun sedangkan ekuitas tercatat sebesar Rp 5,89 triliun. Berdasarkan data RTI juga tercatat cash flow perusahaan negatif Rp 706,65 miliar.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai secara fundamental PPRO terbilang mahal bila dibandingkan sektor properti lainnya. Namun, soal tekanan harga dia lebih melihat karena faktor bisnis properti yang lesu.
Baca Juga: PPRO kembali kembangkan rumah tapak
Dus, Chris menyarankan investor untuk wait and see dahulu. "Masih banyak saham di sektor properti yang kinerjanya masih baik dan sahamnya tergolong murah," jelas Chris.
Berdasarkan data RTI, dari segi valuasi PPRO memiliki price earning ratio (PER) 13,4 kali dan price book value ratio (PBVR) 0,7 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News