kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga saham naik belum tentu menarik


Senin, 09 Juli 2018 / 07:15 WIB
Harga saham naik belum tentu menarik


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sebulan terakhir ini merosot parah. Bila dihitung sejak awal tahun, indeks saham telah merosot sekitar 10,40%. Dalam sekitar satu bulan terakhir saja, tepatnya di periode Juni hingga Juli (6/7), indeks saham sudah merosot sekitar 4,82%.

Meski begitu, tampak sejumlah saham menahan pelemahan indeks. Dari hasil riset KONTAN, sejumlah saham tambang ikut menjadi saham yang menahan kejatuhan IHSG di periode sebulan terakhir.

Saham yang berkontribusi paling besar menahan penurunan IHSG adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Di periode Juni-Juli, harga saham telekomunikasi ini memang cuma menguat sekitar 6,39%. Tapi lantaran kapitalisasi pasar TLKM cukup besar, kontribusi saham ini menahan penurunan IHSG mencapai sekitar 7,65%.

Analis menilai saham TLKM memang sudah waktunya menguat lagi, lantaran sudah turun dalam. "Saham TLKM sudah turun banyak, jadi sekarang rebound. Kalaupun ada penurunan, itu terbatas," ungkap Hans Kwee, Direktur Investasi Saran Mandiri, pada KONTAN, Jumat (6/7).

Sudah mahal

Selain TLKM, ada saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yang kontribusinya pada pergerakan indeks sekitar 4,56%. Sementara harga sahamnya naik sekitar 39,53% sebulan terakhir.

Saham tambang lain yang membantu menahan pelemahan indeks adalah Vale Indonesia (INCO) dan Dian Swastatika Sentosa (DSSA). Harga saham INCO naik 10,88%, sedang harga DSSA mencatat kenaikan 65,99%. "Harga komoditas saat ini memberi dampak positif pada emiten tambang," imbuh Hans.

Lantaran harganya sudah naik cukup tinggi, para analis menilai saat ini bukan lagi waktu yang cocok untuk berburu saham-saham penggerak IHSG tersebut. "Kalau investor baru mau masuk sekarang, saya rasa sudah terlambat," ujar Muhammad Nafan Aji Gusta, analis Binaartha Parama Sekuritas.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra juga menilai saham-saham tersebut berpotensi terkoreksi. "Saya melihat pekan depan juga ada kemungkinan koreksi," ujar dia.

Dalam jangka panjang, sejumlah saham yang menjadi penahan pelemahan IHSG sebulan terakhir tersebut memang masih punya prospek. TLKM misalnya.

Nafan menyebut investor bisa buy on weakness atas saham TLKM di harga Rp 3.700 per saham. Jumat lalu, harga saham perusahaan telekomunikasi pelat merah ini Rp 3.860 per saham.

INCO juga menarik untuk jangka panjang. Tetapi, saat ini valuasinya sudah cukup mahal. Harga sahamnya sudah Rp 4.060. "Jadi sekarang hold dulu," kata Nafan. Ia merekomendasikan investor masuk di Rp 3.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×