kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga saham masih turun, HM Sampoerna (HMSP) masih punya prospek positif


Rabu, 10 Juli 2019 / 22:51 WIB
Harga saham masih turun, HM Sampoerna (HMSP) masih punya prospek positif


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cenderung tertekan sepanjang 2019, harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP, anggota indeks Kompas100) masih bisa naik di akhir tahun. Berbagai inisiatif dan strategi yang dilakukan emiten produsen rokok tersebut, diharapkan mampu membawa harga sahamnya menanjak kembali.

Asal tahu saja, berdasarkan data RTI sepanjang 2019 saham HMSP sudah terkoreksi sebanyak 15,36%. Hal ini juga masih berlanjut pada perdagangan Rabu (10/7) saham HMSP ditutup koreksi 0,32% di level harga Rp 3.140 per saham. 

Analis Riset Deutsche Bank Research Raja Abdalla dalam risetnya 14 Mei 2019 menjelaskan, bahwa rokok jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) masih diminati masyarakat. Mengingat, emiten tersebut menawarkan produk value for money (VFM) dengan harga 20%-30% lebih rendah dibandingkan rokok premium. 

Baca Juga: Samuel Sekuritas: Saham HM Sampoerna (HMSP) masih akan tertekan hingga Agustus

Langkah itu menjadi strategi emiten produsen rokok tersebut untuk tetap bisa menggaet minat pasar. Seiring rendahnya kemampuan masyarakat menjangkau rokok premium akibat kenaikan cukai rokok di atas inflasi dalam beberapa tahun terakhir. 

Selain itu, HMSP juga memiliki beberapa inisiatif seperti meluncurkan produk baru yakni Phillip Morris Bold 12 yang harga ecerannya hanya Rp 1.000 per batang. Inisiatif lainnya yakni memperluas rokok VFM yang sudah populer di pasaran seperti Dji Sam Soe Magnum Mild 16, hingga peluncuran Dji Sam Soe Magnum Mild 20 dan Dji Sam Soe Magnum Mild 50.

"Berdasarkan perkiraan kami, sebanyak 14% volume penjualan HMSP di kuartal I-2019 berasal dari VFM SKM yang terus tumbuh. Terutama Dji Sam Soe Magnum Mild yang pangsa pasarnya mencapai 4,4%," kata Raja dalam risetnya. 

Baca Juga: Analis: Efisiensi jadi kunci Harum Energy (HRUM) perbaiki kinerja

Bahkan di kuartal I-2019, HMSP berhasil menguasai 47,6% pangsa pasar rokok nasional, khususnya untuk produk SKM Mild. Sayangnya, tren industri saat ini justru bergeser pada SKM Full Flavour, dan HMSP hanya menguasai pangsa pasar 12,7% untuk jenis rokok tersebut.

Untuk itu, Raja mempertahankan outlook hold untuk saham HMSP dengan target harga hingga akhir tahun Rp 3.650 per saham. Ini karena melihat persaingan yang masih ketat di industri rokok, sehingga berpotensi membatasi margin dan pertumbuhan pendapatan. 

Lain halnya dengan Stella Amelinda Analis Ciptadana Sekuritas yang merekomendasikan buy untuk saham HMSP, dengan target akhir tahun Rp 4.300 per saham di risetnya 10 Mei lalu. Salah satu alasannya, karena HMSP merombak strateginya dan masuk ke segmen produk rokok yang harganya lebih rendah. 

Baca Juga: Jika suspensi saham KIJA kelak dicabut, begini rekomendasi analis

Apalagi, jika berkaca dari volume penjualan rokok Tanah Air, rokok SKM punya segmen yang cukup besar dan segmennya mengalami pertumbuhan tercepat sejak 2015. Sementara itu, HMSP juga menyadari bahwa kesenangan harga melebar antara produknya dengan pesaing, sehingga itu dianggap bukan strategi yang baik untuk jangka panjang. 

Dengan dirilisnya produk Philip Morris Bold dengan kemasan yang mewah namun harga masih tetap terjangkau, mampu mendorong pendapatan emiten itu di tahun ini. Dengan begitu, harapannya harga saham HMSP tahun ini bisa menguat hingga 18,3% didukung dengan PER 29 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×