kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga saham IPO Austindo Rp 1.200-Rp 1.800


Senin, 15 April 2013 / 17:01 WIB
ILUSTRASI. indeks penjualan riil membaik di bulan Oktober 2021


Reporter: Dityasa H Forddanta |

JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak 940 juta lembar saham atau 23,85% total saham perseroan. Harga per lembar saham perusahaan milik keluarga taipan Tahija ini berkisar antara Rp 1.200-Rp 1.800.

Direktur Utama Bahana Securities Eko Yuliantoro mengatakan, perhitungan harga tersebut berdasarkan pada kondisi pasar saat ini. "Kami bekerjasama dengan Morgan Stanley untuk melakukan global offering," imbuhnya di sela-sela kegiatan public expose IPO ANJ, Senin (15/4), di Jakarta.

Di tempat yang sama, Direktur Utama ANJ Suwito menargetkan IPO itu akan menghasilkan US$ 160 juta. Nantinya, dana segar ini antara lain akan digunakan untuk ekspansi usaha seperti situs pengolahan tepung sagu di Papua, dan bisnis energi biogas.

"Kalau ternyata kurang, kami akan mencari pinjaman bank. Memang belum pernah, tapi kami yakin bisa mudah dapat pinjaman lantaran pendapatan kami tahun lalu positif," jelas Suwito.

Per akhir 2012 pendapatan ANJ mencapai US$ 165,9 juta. Sekitar 93% berasal dari penjualan minyak kelapa sawit, 4% dari sektor energi, dan 3% dari penjualan tembakau. Sedangkan laba per Desember 2012 mencapai US$ 98,7 juta.

ANJ juga memiliki lahan seluas 179.000 hektare yang sebagian besar merupakan lahan kelapa sawit. Sekitar 56% lahan kelapa sawit perseroan masih belum ditanami.

Rincian dana IPO

Lebih jauh Suwito merinci, 65,7% duit hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal. Dana untuk pembangunan infrastruktur sebesar 8% dari hasil total IPO. Sementara sebesar 2,3% digunakan untuk pembangunan proyek pembangkit listrik di kawasan Sumatera Utara. Selain itu, 23,3% lagi untuk melunasi pinjaman ke JP Morgan International Bank Limited dan 0,7% untuk membiayai kebutuhan modal kerja.

Ada satu nilai minus IPO ANJ, yakni dari sisi pengambilan waktunya. ANJ menwarkan saham perdana saat harga crude palm oil (CPO) sedang tertekan.

Kendati demikian, manajemen tak gentar menghadapi kondisi tersebut. Menurutnya, saham perkebunan masih menarik di mata investor. " Lagipula, dana perolehan IPO ini kami gunakan untuk jangka panjang," pungkas Suwito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×