Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali menjadi sorotan setelah melesat tajam pada perdagangan Selasa (11/11/2025). Kenaikan ini terjadi setelah BUMI resmi mengakuisisi 100% saham Wolfram Limited, perusahaan tambang emas dan tembaga asal Australia. Saat harga saham melonjak, apakah saham BUMI masih memiliki prospek cerah untuk investasi?
Pada akhir sesi perdagangan Selasa 11 November 2025, harga saham BUMI ditutup melonjak 32% ke level Rp198 per saham. Ini merupakan harga saham BUMI tertinggi sejak 5 Oktober 2018 yang kala itu parkir di level Rp200.
Bahkan sejak tahun 2018, saham milik keluarga Bakrie tersebut lebih banyak bergerak di bawah Rp 100. Saham BUMI juga pernah lama di level saham gocap atau 50-an
Baca Juga: Emas Sentuh US$ 4.137 per Ons, Analis Prediksi Bisa Tembus US$ 5.000 Tahun Depan
Sentimen Penggerak Saham BUMI
Menurut Muhammad Wafi, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, penguatan saham BUMI terutama dipicu oleh kabar akuisisi tersebut.
“Selain itu, volume transaksi juga meningkat signifikan, menunjukkan adanya minat beli besar dari investor,” kata Wafi kepada Kontan (11/11/2025).
Wafi menilai, momentum kenaikan harga BUMI masih berpotensi berlanjut, namun tetap perlu diwaspadai risiko koreksi teknikal akibat euforia jangka pendek.
“Momentum rally bisa lanjut, tapi rawan koreksi teknikal karena volatilitas tinggi. Perlu konfirmasi berita resmi agar tren ini bisa sustain,” ujarnya.
Ia memberikan rekomendasi trading buy saham BUMI dengan target harga Rp230 per saham.
Tonton: Ada Rencana Redenominasi Rupiah, Begini Kata Menko Airlangga
Analisis Teknikal: Tren Masih Positif
Dari sisi teknikal, Herditya Wicaksana, analis MNC Sekuritas, melihat saham BUMI masih berada dalam tren naik (uptrend) dengan dukungan peningkatan volume pembelian.
“Indikator MACD masih positif, namun stochastic mulai menyempit di area positif,” jelas Herditya.
Ia juga memberikan rekomendasi trading buy dengan level:
- Support: Rp186
- Resistance: Rp208
- Target profit: Rp214–Rp220
Baca Juga: Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Rabu (12/11/2025)
Strategi Diversifikasi BUMI di Luar Batu Bara
BUMI saat ini tengah gencar melakukan ekspansi bisnis di luar batu bara. Perusahaan menargetkan pendapatan non-batu bara mencapai 50% pada tahun 2030.
Sebelumnya, BUMI telah mengakuisisi 99,68% saham Wolfram Limited, yang kemudian meningkat menjadi 100% pada November 2025. Langkah ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi perusahaan ke sektor tambang emas dan tembaga.
Baca Juga: Kinerja Emiten CPO Grup Salim Subur, Simak Prospek dan Rekomendasinya
Prospek Positif dari Ekspansi ke Logam Mulia
Menurut Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, langkah ekspansi ini merupakan sinyal positif terhadap transformasi bisnis BUMI.
“Aksi akuisisi ini menunjukkan keseriusan BUMI memperkuat bisnis non-batu bara. Diversifikasi ke sektor logam mulia dan tembaga akan memperluas basis cadangan serta meningkatkan ketahanan pendapatan jangka panjang,” ujar Nafan.
Ia menambahkan, strategi tersebut sejalan dengan tren global menuju ekonomi hijau, yang mendorong permintaan terhadap komoditas seperti emas dan tembaga.
“BUMI berpotensi mendapat manfaat dari tren itu, terutama jika mampu mengintegrasikan aset barunya dengan efisien,” tambahnya.
Tonton: Media Asing Kritik Soeharto Dianugerahi Gelar Pahlawan, Sebut Pemutihan Sejarah
Kesimpulan
Dengan akuisisi Wolfram Limited dan lonjakan harga saham hingga 32%, BUMI menunjukkan momentum positif baik secara fundamental maupun teknikal.
Namun, investor tetap disarankan berhati-hati terhadap potensi koreksi jangka pendek, sambil memanfaatkan peluang trading buy di kisaran harga support.
Selanjutnya: Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, Dipicu Harapan Berakhirnya Penutupan Pemerintah AS
Menarik Dibaca: Samsung Z Flip7 Bawa Foldable Dynamic LTPO AMOLED 2X Seluas 6.9 Inci,Cek Infonya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













