kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.476   -9,00   -0,05%
  • IDX 7.786   87,41   1,14%
  • KOMPAS100 1.092   15,09   1,40%
  • LQ45 795   12,98   1,66%
  • ISSI 266   1,84   0,70%
  • IDX30 413   6,30   1,55%
  • IDXHIDIV20 479   7,08   1,50%
  • IDX80 120   1,65   1,39%
  • IDXV30 131   2,17   1,68%
  • IDXQ30 133   1,72   1,31%

Harga Saham Blue Chip Bank Ini Turun 21% Dari Awal Tahun 2025, Pilih Beli / Jual?


Kamis, 11 September 2025 / 07:34 WIB
Harga Saham Blue Chip Bank Ini Turun 21% Dari Awal Tahun 2025, Pilih Beli / Jual?
ILUSTRASI. Harga Saham Blue Chip Bank Ini Turun 21% Dari Awal Tahun 2025, Pilih Beli / Jual?


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga salah satu saham blue chip sektor perbankan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bangkit pada perdagangan Rabu 10 September 2025. Namun sejak awal tahun 2025 hingga kemarin, harga saham BBCA masih terkoreksi sangat dalam. Apakah sekarang saatnya untuk beli atau jual saham blue chip bank tersebut?

Pada perdagangan Rabu (10/9/2025), saham BBCA ditutup di level 7.800,00 naik 275 poin atau 3,65% dibandingkan sehari sebelumnya. Namun, sejak awal tahun 2025 hingga kemarin, harga saham BBCA terakumulasi turun 2.100 poin atau 21,21%.

Meski harga masih turun, konsensus analis Bloomberg menegaskan keyakinan terhadap prospek saham BBCA. Sebanyak 34 analis merekomendasikan beli (buy) saham BBCA, sementara hanya tiga yang menyarankan tahan (hold). Target harga saham BBCA rata-rata dipatok Rp 10.824 per saham, atau berpotensi naik 43% dari posisi saat ini.

BCA dijadwalkan menggelar paparan publik pada Kamis, 11 September 2025, dalam rangkaian Public Expose Live Bursa Efek Indonesia (BEI). Agenda tersebut akan menjadi ajang untuk memaparkan kinerja terkini sekaligus strategi bisnis ke depan.

Baca Juga: Inilah Rencana Skema Kompensasi Wuling Binguo EV Akibat Penurunan Harga

Momentum Investor

Head of Research MNC Sekuritas, Victoria Venny, menilai pelemahan saham BBCA justru memberi momentum bagi investor untuk meninjau fundamental perseroan lebih dalam. Menurutnya, BCA masih memiliki kekuatan pada model bisnis yang prudent dan terdiversifikasi.

Di saat sejumlah bank menghadapi tekanan likuiditas, BCA mampu menjaga Loan to Deposit Ratio (LDR) harian pada level 78,9%. Hal ini memberikan ruang ekspansi kredit tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian.

Dari sisi efisiensi, BCA juga mencatat perbaikan. Cost to Income Ratio (CIR) turun menjadi 29,1% pada semester I-2025, dari sebelumnya 30,5% pada periode sama tahun lalu. Efisiensi biaya tersebut mendorong laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) naik 9,1% yoy menjadi Rp37,6 triliun.

“Beban operasional hanya tumbuh 5,3%, jauh lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. Ini mencerminkan manajemen mampu mengendalikan biaya di tengah ekspansi bisnis,” ujar Venny.

Berikut rangkuman kinerja BCA semester 1 2025

  1. Laba bersih Rp 29 triliun, tumbuh 8% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
  2. Pendapatan bunga naik 7% menjadi Rp 42,5 triliun.
  3. Pendapatan non-bunga naik 10,6% menjadi Rp 13,7 triliun.
  4. Penyaluran kredit tumbuh 12,9% menjadi Rp 959 triliun (rata-rata pertumbuhan industri sebesar 7,3%).
  5. Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 6%.
  6. Giro tumbuh 9%
  7. Tabungan tumbuh 6%.

Tonton: Pengangguran Anak Muda RI Capai 15%, Tiga Kali Lipat dari Usia Dewasa

Selanjutnya: Transaksi Crossing Jumbo dan Private Placement, IMPC Punya Investor Strategis Baru?

Menarik Dibaca: Daftar Promo Wingstop Mantapnya Juara September, Sendiri & Ramean Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×