Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada bulan April 2022 ini terus meningkat. Bahkan, harga saham BBRI pada Senin 25 April 2022 mendekati rekor tertinggi. Dengan kenaikan harga saham BBRI ini, apakah sekarang saatnya jual atau malah harus beli lagi?
Harga saham BBRI pada perdagangan Senin 25 April 2022 ditutup di level 4.840, naik 90 poin atau 1,89% dari sehari sebelumnya. Harga saham BBRI secara year to date hingga Senin (25/4) sudah naik 15,79% ke Rp 4.840.
Harga saham BBRI tersebut juga sudah mendekati level tertinggi sepanjang sejarah. Level tertinggi harga saham BBRI adalah 4.850 pada 20 April 2022.
Head of Investment Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe rekomendasi buy saham BBRI saat harga koreksi. Menurut Kiswoyo, target harga saham BBRI sebesar 5.500.
Kiswoyo optimistis kinerja BBRI di tahun ini akan tumbuh lebih baik dari tahun lalu. Sentimen utama tentunya datang dari ekonomi Indonesia yang diproyeksikan tumbuh 5% di tahun ini.
Dengan begitu, lapangan pekerjaan akan tambah banyak dan pinjaman mikro yang selama ini jadi andalan BBRI juga akan tumbuh.
Kiswoyo memproyeksikan di tahun ini laba bersih BBRI berpotensi tumbuh ke atas Rp 48 triliun. "Selama tidak ada pengetatan ekonomi, BBRI tidak memiliki risiko yang mengkhawatirkan," kata Kiswoyo, Senin (25/4).
Baca Juga: Harga Saham GOTO Turun Ke Level Terendah, Saatnya Beli atau Jual?
Ryan Santoso Analis RHB Sekuritas dalam risetnya juga rekomendasi beli saham BBRI. Ia memasang target harga saham BBRI di Rp 5.500.
Ryan memproyeksikan kinerja BBRI akan lanjut menguat di tahun ini. Tercatat laba bersih konsolidasi atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk BRI mencapai Rp 12,16 triliun di kuartal I-2022.
Pertumbuhan laba bersih ini sejalan dengan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interst income/NII) secara konsolidasi sebesar 20% yoy dari Rp 25,58 triliun menjadi Rp 30,68 triliun. Fee based income konsolidasi BRI naik 13,75% yoy dari Rp 4 triliun menjadi Rp 4,55 triliun.
Kredit dan pembiayaan konsolidasi BRI tumbuh 12,9% YoY menjadi 1,032,42 triliun dari Rp 914,2 triliun pada kuartal I 2021 dan secara year to date naik 3,01%.
Meski di tahun ini suku bunga Bank Indonesia berpotensi naik, Ryan memproyeksikan kredit BBRI di 2022 masih akan tumbuh ke 9%-11%. Hal ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan kredit mikro sebesar 13%-15% year on year (yoy).
Selain itu, kredit dari anak usaha BRI, PT Permodalan Nasional Madani juga diproyeksikan tumbuh 17%-20% yoy serta kredit Pegadaian naik 10%-11%.
Selain itu, rendahnya non performing loan (NPL) di tahun ini juga turut mendorong pendapatan BBRI. Tercatat, rasio NPL secara gross sedikit mengalami kenaikan dari 3,12% menjadi 3,15%. Namun, secara nett tercatat turun dari 0,86% ke 0,77%.
Ryan optimistis kinerja BBRI di tahun ini tumbuh positif, juga karena didukung usaha BBRI mengefisiensikan operasional bisnis. Di kuartal I-2022, BBRI menutup sekitar 100 kantor cabang atau sekitar 1% dari total kantor cabang. Jumlah kantor cabang jadi berkurang ke 8.500. Di 2021 BBRI juga sudah menutup 434 kantor cabang.
Baca Juga: Cetak Kinerja Apik, Simak Rekomendasi Saham Emiten Perbankan Berikut Ini
Dari penutupan kantor cabang, dalam lima tahun terakhir terlihat peningkatan dari 334 peminjam per petugas menjadi 488 per petugas di 2021. "Aksi penutupan cabang jadi memperluas portofolio pinjaman yang dimiliki setiap petugas pinjaman jadi Rp 14,6 miliar pada 2021 dari Rp 8,5 miliar di 2017," kata Ryan.
Katalis lain yang berpotensi menyokong kinerja BBRI juga datang dari para agen BRILink. Ryan mengatakan BBRI akan fokus menata para agen BRILink untuk bisa memanfaatkan pasar yang belum dimanfaatkan. BBRI berencana untuk mendirikan agen program loyalitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News