Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Adi Wikanto
Meski di tahun ini suku bunga Bank Indonesia berpotensi naik, Ryan memproyeksikan kredit BBRI di 2022 masih akan tumbuh ke 9%-11%. Hal ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan kredit mikro sebesar 13%-15% year on year (yoy).
Selain itu, kredit dari anak usaha BRI, PT Permodalan Nasional Madani juga diproyeksikan tumbuh 17%-20% yoy serta kredit Pegadaian naik 10%-11%.
Selain itu, rendahnya non performing loan (NPL) di tahun ini juga turut mendorong pendapatan BBRI. Tercatat, rasio NPL secara gross sedikit mengalami kenaikan dari 3,12% menjadi 3,15%. Namun, secara nett tercatat turun dari 0,86% ke 0,77%.
Ryan optimistis kinerja BBRI di tahun ini tumbuh positif, juga karena didukung usaha BBRI mengefisiensikan operasional bisnis. Di kuartal I-2022, BBRI menutup sekitar 100 kantor cabang atau sekitar 1% dari total kantor cabang. Jumlah kantor cabang jadi berkurang ke 8.500. Di 2021 BBRI juga sudah menutup 434 kantor cabang.
Baca Juga: Cetak Kinerja Apik, Simak Rekomendasi Saham Emiten Perbankan Berikut Ini
Dari penutupan kantor cabang, dalam lima tahun terakhir terlihat peningkatan dari 334 peminjam per petugas menjadi 488 per petugas di 2021. "Aksi penutupan cabang jadi memperluas portofolio pinjaman yang dimiliki setiap petugas pinjaman jadi Rp 14,6 miliar pada 2021 dari Rp 8,5 miliar di 2017," kata Ryan.
Katalis lain yang berpotensi menyokong kinerja BBRI juga datang dari para agen BRILink. Ryan mengatakan BBRI akan fokus menata para agen BRILink untuk bisa memanfaatkan pasar yang belum dimanfaatkan. BBRI berencana untuk mendirikan agen program loyalitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News