Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Wahyu menyebut sebenarnya jika tidak ada sentimen virus corona, perak sangat berpotensi untuk mendekati level US$ 21 per ons troi, bahkan melewatinya. Hanya saja, pergerakan perak masih tergolong komoditas yang lebih volatile, membuatnya bergerak terlalu bebas.
“Perak itu kan komoditas logam mulia yang paling spekulatif dan cenderung bergerak pada rentang lebar dalam jangka waktu pendek. Volatilitas perak inilah yang menarik pelaku pasar untuk berpartisipasi dalam tren yang sedang terjadi di markets,” sebut Wahyu.
Hal tersebut pada akhirnya membuat harga perak anjlok lebih dalam dari emas. Tak ayal, perak pun kesulitan untuk rebound di saat emas sedang menguat.
Baca Juga: Naik 21%, paladium kembali jadi komoditas logam mulia paling moncer di kuartal I-2020
Kendati demikian, dengan tengah rendahnya suku bunga secara global dan kemungkinan bank sentral membeli emas di pasar, Wahyu melihat ini menjadi peluang positif bagi harga emas. Dus, harga perak pun dapat terangkat secara perlahan.
“Hanya saja, berbeda dengan emas sebagai safe haven, ancaman resesi global memang kurang mendukung perak tahun ini. Sehingga potensi konsolidasi harga perak lebih mungkin terjadi daripada break out.
Oleh karena itu, Wahyu memprediksi, harga perak akan bergerak dalam rentang US$ 14 - US$ 21 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News