kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga obligasi negara turun, Bahana TCW menyarankan untuk beli


Selasa, 02 Maret 2021 / 13:02 WIB
Harga obligasi negara turun, Bahana TCW menyarankan untuk beli
ILUSTRASI. Bahana TCW memproyeksikan yield obligasi negara berada di level 5,8% pada akhir tahun ini.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi negara Amerika Serikat (AS) atau US Treasury sepanjang pekan lalu telah mendorong kenaikan yield surat berharga negara (SBN). Pekan lalu, US Treasury sempat melesat hingga 1,52%. Ini level tertinggi sejak awal Februari 2020 yang memicu koreksi harga surat utang negara (SUN) di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Kenaikan yield US Treasury merefleksikan kepercayaan pasar akan pemulihan ekonomi AS sehingga berpotensi memicu inflasi. Penguatan ekonomi di negeri Paman Sam ditunjukkan dengan kenaikan upah di AS yang tumbuh 5,4% yoy pada Januari 2021 menyusul kenaikan harga properti 10,86% yoy yang jauh di atas rata-rata sebesar 5%.

“Dengan harga penjualan rumah yang masih bisa naik dan kenaikan upah di masa pandemi, menunjukkan perekonomian Amerika menguat, apalagi bila vaksinasi sukses. Inilah yang melandasi kenaikan yield US Treasury. Tentu ini jadi kabar baik untuk aset seperti saham,” ungkap Budi Hikmat, Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW dalam keterangan pers, pada Selasa (2/3).

Baca Juga: Pemerintah akan melelang tujuh seri SUN dengan target Rp 45 triliun pada hari ini

Adapun, Bahana TCW juga mencermati langkah Bank Indonesia (BI) dalam mengendalikan pasar sekunder untuk pertama kalinya pada tahun 2021. Sejak pandemi, BI memang terlihat fokus dalam menstabilkan pasar obligasi, terutama di pasar sekunder.

Kendati asing melakukan profit taking di pasar obligasi, Bahana TCW, melihat pasar obligasi Indonesia masih positif mengingat arus dana asing masih mengalir sebesar Rp 2,5 triliun sepanjang tahun 2021 (ytd).

“Mencermati koreksi yield SBN yang melonjak hingga mendekati 6,6%, kami merekomendasikan agar investor dapat mengambil peluang untuk berinvestasi di pasar obligasi selain berinvestasi di dalam saham,” tutur Budi.

Bahana TCW memproyeksikan yield obligasi negara berada di level 5,8% pada akhir tahun ini. Dengan kondisi ini, investor domestik kini memiliki pilihan untuk membeli SBN di pasar primer melalui lelang dan atau membeli di pasar sekunder yang harganya sedang jatuh.

Baca Juga: Kurs rupiah spot melemah ke Rp 14.280 per dolar AS, investor diramal masuk SUN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×