kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Nikel Naik ke Atas US$ 23.000 Setelah Sentuh Harga Terendah 5 Bulan Terakhir


Selasa, 28 Maret 2023 / 21:56 WIB
Harga Nikel Naik ke Atas US$ 23.000 Setelah Sentuh Harga Terendah 5 Bulan Terakhir
ILUSTRASI. Nikel


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga kontrak nikel berjangka berdasarkan data tradingeconomics.com naik 1,70% ke US$ 23.664 per ton pada Selasa (28/3).

Harga ini tak jauh dari level terendahnya dalam lima bulan terakhir yang berada di sekitar US$ 22.000 pada 22 Maret 2023.

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, harga nikel terangkat oleh sentimen positif global yang terjadi baru-baru ini. Rencana penyelamatan Silicon Valley Bank (SVB) yang diumumkan oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) memacu semangat pasar.

"Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah, bursa saham hijau, harga komoditas rebound, dan aset terkait safe haven seperti Yen dan emas melemah," ucap Wahyu saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/3).

Baca Juga: Mengintip Kinerja Emiten yang IPO di 2022 dan 2023

Meski krisis perbankan global untuk sementara diharapkan dapat terantisipasi, tidak ada jaminan masalah ini dapat segera selesai.

Pasalnya, tingkat suku bunga masih tergolong tinggi, kondisi perbankan dan pasar finansial masih rentan, dan potensi resesi global tetap menghantui. Hal tersebut dapat memicu melemahnya permintaan nikel.

Sementara itu, sentimen yang dapat menopang harga nikel ke depannya adalah pemulihan ekonomi China yang dapat meningkatkan permintaan nikel.

Begitu juga dengan membaiknya manufaktur dan sektor produksi Jepang yang dapat mengerek permintaan nikel global.

Ia memprediksi, harga nikel pada tahun 2023 bakal berada di kisaran US$ 20.000-US$ 30.000 per ton dengan perkiraan harga akhir tahun di US$ 22.000-US$ 25.000 per ton.

Dalam skenario terburuk, harganya dapat menyentuh support Rp 15.000, namun ia melihat peluangnya kecil.

Sementara itu, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin melihat, kenaikan nikel ke area US$ 23.000 per ton menunjukkan adanya dorongan pemulihan harga nikel.

Pergerakan positif ini memberi ruang kenaikan lanjutan untuk menuju area baru di US$ 24.000-US$ 25.000.

Baca Juga: Bisnis Emas Menyokong Kinerja Aneka Tambang (ANTM) Tahun 2022

Hal ini didukung oleh sentimen katalis perihal kerja sama Amerika Serikat dan Jepang untuk penyediaan baterai kendaraan listrik. "Kedua negara sepakat untuk saling support dan tidak ketergantungan dengan China," kata Nanang.

Bahkan, Nanang melihat kemungkinan harga nikel dapat naik ke atas level US$ 30.000 per ton. Menurutnya, komitmen negara-negara di dunia untuk mengembangkan industri kendaraan listrik akan meningkatkan permintaan terhadap nikel sebagai bahan baku baterai yang menjadi sumber daya kendaraan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×