kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,95   2,20   0.24%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga nikel meroket, waspada profit taking


Rabu, 23 Agustus 2017 / 17:41 WIB
Harga nikel meroket, waspada profit taking


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Nikel mencatatkan harga tertinggi satu tahun terakhir. Mengutip Bloomberg, Selasa (22/8), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,88% ke level US$ 11.415 per metrik ton dibanding harga sehari sebelumnya. Dalam sepekan, harga nikel sudah melesat 10,29%.

Harga logam industri ini melonjak setelah Sumitomo Metal Minning Cous memproyeksi suplai nikel bakal defisit sebesar 51.000 ton hingga akhir 2017. Sebelumnya, pada Januari-Mei 2017, Biro Statistik Logam (WBMS) juga melaporkan adanya defisit nikel di pasar global mencapai 54.300 ton.

"Namun, selain defisit, terdapat pelambatan produksi, tapi sifatnya hanya sementara. Karena Indonesia sudah diberikan relaksasi tambang," jelas Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto.

Lanjut Andri, keputusan Menteri Lingkungan Hidup Filipina Roy Cimatu yang mencabut larangan ekspor juga diantisipasi oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan menetapkan pajak yang cukup tinggi terhadap perusahaan yang melanggar. "Kekhawatiran ini bisa menimbulkan defisit," imbuhnya.

Namun, sejatinya, Andri menyebutkan, harga nikel hingga akhir tahun ini, masih berada di fase bullish. Ia memprediksi, harga nikel dapat mencapai level US$ 12.000. "Saya lihat dari sisi permintaan cukup positif soalnya," katanya.

Sebagai informasi, permintaan nikel dari China memang cukup tinggi mengingat industri baja di China sedang meningkat. Kemudian, diproyeksi pembuatan kendaraan listrik juga meningkat.

Andri menilai, satu-satunya sentimen negatif yang dapat mematahkan harga nikel datang dari nilai tukar dollar AS yang menguat. "Di pekan ini akan ada simposium tahunan oleh bank sentral, sehingga pasar sedang wait and see. Ini membuat kondisi nikel menjadi tertekan terbatas," jelasnya.

Ia juga mengingatkan, setelah harga mencapai level tertinggi, biasanya akan langsung diimbangi oleh aksi profit taking. "Sampai akhir pekan ini mungkin akan ada aksi ambil untung yang membuat harga nikel bisa koreksi tipis," tutur Andri.

"Besok, nikel masih cenderung menguat, dengan potensi koreksi terbatas di kisaran US$ 11.200 - US$ 11.600 per metrik ton dan US$ 11.100 - US$ 11.700 per metrik ton dalam sepekan," proyeksi Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×