kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Harga Nikel Melejit, Begini Dampaknya Bagi Emiten Produsen Nikel


Selasa, 11 Maret 2025 / 15:16 WIB
Harga Nikel Melejit, Begini Dampaknya Bagi Emiten Produsen Nikel
ILUSTRASI. Tren kenaikan harga komoditas nikel di pasar global akhir-akhir ini berpotensi membawa dampak positif bagi emiten-emiten di sektor tersebut.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga komoditas nikel di pasar global akhir-akhir ini berpotensi membawa dampak positif bagi emiten-emiten di sektor tersebut.

Berdasarkan situs Trading Economics, harga bijih nikel global berada di level US$ 16.546 per dollar AS pada Selasa (11/3) pukul 14.00 WIB atau naik 7,32% month to month (mtm). Namun, dalam setahun terakhir harga komoditas ini terkoreksi 9,66% year on year (yoy).

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menyampaikan, kenaikan harga nikel dapat meningkatkan pendapatan, laba, sekaligus mendorong ekspansi kapasitas produksi bagi emiten-emiten produsen nikel.

"Dengan margin yang lebih baik, sentimen pasar diharapkan mendukung apresiasi harga saham emiten nikel," tutur dia, Selasa (11/3).

Baca Juga: Asosiasi Penambang Nikel Indonesia(APNI) Khawatirkan Rencana Kenaikan Royalti Minerba

Walau begitu, harga nikel tetap berisiko terkoreksi jika terjadi perubahan kondisi ekonomi global atau kebijakan pemerintah. Termasuk rencana penyesuaian tarif royalti minerba yang dapat menekan margin keuntungan emiten produsen nikel. 

Dalam catatan Kontan, tarif royalti progresif komoditas nikel diusulkan meningkat menjadi 14%-19% berdasarkan Harga Mineral Acuan (HMA), dibandingkan sebelumnya yang hanya menggunakan tarif tunggal 10%. 

Selain itu, komoditas nikel matte juga berpotensi mengalami kenaikan tarif royalti progresif menjadi 4,5%-6,5% mengikuti HMA, dengan penghapusan windfall profit. Sebelumnya, tarif tunggal yang berlaku untuk nikel matte adalah 2% ditambah windfall profit 1%.

Ada pula tarif royalti progresif ferro nikel yang berpotensi naik menjadi 5%-7% berdasarkan HMA, dari sebelumnya yang hanya menggunakan tarif tunggal 2%.

Baca Juga: Beda Nasib Nikel dan Batubara dalam Penetapan HBA dan HMA Sebagai Patokan Harga

Selain harga komoditas, lanjut Miftahul, emiten pertambangan nikel juga mendapat sentimen positif berkat peningkatan permintaan nikel di pasar global dan investasi di sektor energi hijau yang turut membutuhkan pasokan nikel.

"Sentimen negatif untuk sektor ini mencakup volatilias harga dan potensi kebijakan fiskal yang lebih ketat," imbuh dia.

Untuk sektor pertambangan nikel, Miftahul merekomendasikan trading buy saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga di level Rp 1.555 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×