Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan lalu, harga emas dunia berhasil berada dalam kinerja terus menanjak. Merujuk Bloomberg, pada penutupan Jumat (17/4) harga emas di level US$ 1.682,82 per ons troi dan sepekan kemudian, Jumat (24/4) ditutup di level US$ 1.729,60 per ons troi.
Artinya si kuning ini kemilaunya semakin terang setelah dalam sepekan berhasil menguat 2,78%.
Analis HFX Berjangka Ady Phangestu menyebut kenaikan harga emas masih disebabkan oleh sentimen produktivitas yang menurun drastis karena faktor ekonomi yang dipengaruhi pandemi corona. Selain itu, harga minyak yang masih rendah dan belum stabil karena konflik kepentingan juga menjadi penyebab kinerja positif emas.
Baca Juga: Harga emas berpeluang menuju level US$ 1.800 per ons troi pada akhir semester I 2020
“Dengan kondisi ini, emas dunia tengah menguji level resistance berikutnya di area US$ 1.746 per ons troi. Tetapi harga kemungkinan akan terkoreksi karena aksi taking profit sehingga estimasi penurunan juga bisa kembali di level psikologis US$ 1.700,” ujar Ady kepada Kontan.co.id, Jumat (24/4).
Ady melihat prospek harga emas untuk terus naik masih akan sulit. Investor mulai berhati-hati karena kenaikan terakhir sudah memasuki level tahanan untuk yang ketiga kalinya. Sehingga Ady menyebut kenaikan emas mungkin belum akan terjadi dalam waktu dekat.
Ditambah lagi, Ady menjelaskan beberapa investor juga cenderung berinvestasi pada aset yang keberadaannya benar-benar dibutuhkan di tengah pandemi saat ini. Investor tersebut lebih memilih untuk berinvestasi pada saham berbasis makanan dan minuman, saham berbasis listrik, ataupun farmasi.
Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam turun Rp 1.000 per gram, Sabtu 25 April 2020
“Oleh sebab itu, saya melihat harga emas tidak akan bergerak cukup signifikan hingga akhir tahun nanti. Masih akan berada di kisaran US$ 1.650 per ons troi-US$ 1.700 per ons troi,” pungkas Ady.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News