kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Harga Mulai Bangkit, Saham Blue Chip Ini Diprediksi Menguat Sampai Akhir 2024


Kamis, 05 Desember 2024 / 07:50 WIB
Harga Mulai Bangkit, Saham Blue Chip Ini Diprediksi Menguat Sampai Akhir 2024
ILUSTRASI. Harga Mulai Bangkit, Saham Blue Chip Ini Diprediksi Menguat Sampai Akhir 2024


Reporter: Rashif Usman | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai bangkit pada awal Desember 2024. Analis prediksi, penguatan harga saham blue chip akan berlanjut hingga akhir tahun 2024. Investor perlu mencermati sejumlah saham blue chip berikut.

Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman di bursa efek. Saham blue chip biasanya memiliki nilai kapitalisasi pasar besar, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Di BEI, saham blue chip biasanya saham-saham di indeks mayor seperti LQ45. Ada 45 saham berkapitalisasi besar yang menjadi penghuni Indeks LQ45.

Salah satu anggota LQ45 yang mulai naik harga adalah saham TLKM dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Saham TLKM pada perdagangan Rabu 4 Desember 2024 ditutup di level 2.840, naik 20 poin atau 0,71% dari hari sebelumnya. Dalam perdagangan lima hari terakhir, harga saham TLKM terakumulasi naik 150 poin atau 5,58%. 

Lalu, saham BBCA pada perdagangan Rabu 4 Desember 2024 ditutup stagnan di level 10.200. Namun dalam perdagangan 5 hari terakhir, harga saham BBCA terakumulasi naik 225 poin atau 2,26%.

Secara umum, performa indeks LQ45 pada penutupan perdagangan hari Rabu (4/12) menguat 1,64% dan berada di level 883,586.

Baca Juga: Pemerintah Tagih Janji BYD, Cek Harga BYD Atto, Dolphin & M6 Desember 2024

VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menilai indeks LQ45 masih memiliki peluang menguat pada Desember 2024. Ia memproyeksikan faktor seperti sentimen window dressing dan pelonggaran kebijakan suku bunga menjadi pendorong utama penguatan indeks LQ45 di akhir tahun 2024.

"Kami memperkirakan indeks LQ45 dapat ditutup dalam rentang level 922-930 di akhir tahun 2024," kata Audi kepada Kontan, Rabu (4/12).

Audi menyampaikan dengan adanya rebalancing pada indeks LQ45 per 1 November, ia tetap optimis bahwa performa indeks ini akan melampaui IHSG di Desember 2024. 

Namun, terdapat beberapa potensi tekanan yang perlu diwaspadai, seperti melemahnya daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi pasar. Selain itu, kebijakan pelonggaran suku bunga yang berlangsung lebih lambat dari perkiraan pasar juga dapat menjadi faktor penghambat.

"Dalam konstituen indeks LQ45, kami melihat penopang pergerakan saham dari sektor keuangan, energi dan bahan baku. Hal ini didorong oleh sentimen kinerja, faktor pembagian dividen dan kenaikan harga komoditas," ucapnya.

Menurut Audi, investor dapat memanfaatkan momentum window dressing yang berpotensi terjadi di konstituen dalam indeks LQ45. Investor bisa mulai masuk ke saham-saham di LQ45 karena ada momentum penguatan yang baru mulai terjadi.

Untuk jangka panjang, Audi menilai bahwa konstituen sektor keuangan dalam indeks LQ45 memiliki prospek yang lebih menarik.

Analis BNI Sekuritas, Ilham Firdaus berpendapat saham LQ45 berpeluang stabil menuju akhir tahun karena didukung oleh dua faktor positif. Pertama, pemotongan suku bunga Bank Indonesia. Kebijakan ini akan memberikan dorongan terhadap sektor konsumsi dan meningkatkan likuiditas pasar.

Kedua, faktor musim belanja akhir tahun. Kenaikan belanja masyarakat dapat mendorong kinerja saham di sektor konsumsi dari ritel.

Selain itu, Ilham juga berpandangan bahwa return dari LQ45 berpotensi mengejar performa IHSG, terutama pada saham yang berbobot besar seperti finansial dan konsumsi menunjukkan pemulihan.

"Momentum akhir tahun dapat memberikan dorongan tambahan melalui kenaikan permintaan domestik," jelas Ilham kepada Kontan, Rabu (4/12).

Ilham membeberkan ada beberapa sektor yang berpotensi melesat, seperti INDF, ICBP dan MYOR yang bakal diuntungkan oleh stabilnya permintaan. Selain itu, ADMR dan UNTR juga memiliki prospek menarik karena fokus pada transisi energi hijau.

Kendati begitu, ada sektor yang bakal menjadi bandul pemberat indeks LQ 45, yakni sektor finansial. Menurutnya, sektor ini masih membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya dari tekanan pertumbuhan kredit.

Tonton: Mengenal Fenomena Fajar, Penyebab Gula Darah Tinggi Pagi Hari

Rekomendasi saham blue chip

Dalam jangka pendek, Ilham menyarankan pelaku pasar berfokus pada saham defensif di sektor konsumsi dan energi yang menunjukkan stabilitas, seperti ICBP dan UNTR. Momentum akhir tahun dapat dimanfaatkan untuk trading cepat. 

Untuk jangka panjang, pelaku pasar bisa memilih saham dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan, seperti BBRI dan sektor properti seperti BSDE dan PWON.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat jelang akhir tahun, sentimen window dressing diharapkan dapat menjadi momentum penguatan bagi LQ45, khususnya pada sektor-sektor yang cenderung mengalami kenaikan di penghujung tahun.

"Kami melihat ada potensi untuk LQ45 mengalami kenaikan. Sentimen window dressing akan menjadi salah satu sentimen yang menarik untuk dinanti," tutur Nico kepada Kontan, Rabu (4/12).

Menjelang akhir tahun, Nico berharap sektor financeminingconsumer non-cyclicalenergy mampu mengalami kenaikan. 

Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, menyatakan bahwa prospek saham LQ45 sebagai penggerak indeks tetap positif dengan potensi momentum Santa Claus Rally dan window dressing menjelang akhir Desember.

Namun, ia juga menyoroti return LQ45 secara tahun berjalan masih di bawah IHSG.  "Jadi untuk mengungguli IHSG kelihatannya kurang realistis. Kecuali ada salah satu saham di LQ45 yang outperform, namun kecil kemungkinan terjadi," beber Angga kepada Kontan, Rabu (4/12).

Audi merekomendasikan untuk buy saham BMRI dan BBCA di target harga masing-masing Rp 7.200 dan Rp 11.200. Selain itu, juga menjagokan saham ASII, TLKM dan AMMN untuk trading buy di target harga masing-masing Rp 5.650, Rp 3.130 dan Rp 10.200 per saham.

Ilham membeberkan rekomendasi untuk saham ICBP, ADMR, BBRI, UNTR dan MYOR di target harga masing-masing Rp 15.000, Rp 2.550, Rp 5.500, Rp 34.600 dan Rp 2.900 per saham.

 Baca Juga: Kemenag Rencana Berangkatkan Jemaah Haji 1446 H 2 Mei 2025, Cek Biaya Haji?

Selanjutnya: Harga Emas Terkoreksi pada Kamis (5/12) Pagi, Pasar Mencerna Pernyataan Powell

Menarik Dibaca: 6 Promo McD Desember 2024: Diskon di Bank, Gratis Menu Tertentu, Biaya Antar Rp 1.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×