Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga salah satu saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT XL Axiata Tbk (EXCL) mulai bangkit pada perdagangan Kamis 21 November 2024. Sebelumnya, harga saham blue chip ini dalam tren melemah setidaknya selama sebulan terakhir. Apakah kebangkitan harga saham blue chip ini menjadi waktu tepat untuk mulai mengoleksi?
Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman lama di bursa efek. Saham blue chip biasanya memiliki fundamental kuat dan nilai kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.
Di BEI, saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Saham EXCL merupakan salah satu anggota LQ45 yang belakangan ini mengalami kenaikan harga.
Harga saham EXCL pada perdagangan Kamis 21 November 2024 ditutup di level 2.210, naik 40 poin atau 1,84% dibandingkan sebelumnya. Sebulan terakhir, harga saham EXCL masih terakumulasi melemah 70 poin atau 3,07%.
Sejumlah analis rekomendasi beli saham EXCL. Alasannya, EXCL memiliki kinerja solid dari awal tahun hingga akhir kuartal ketiga 2024. Ke depan, merger bersama PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan membuka ruang bagi EXCL untuk meningkatkan tarif data, serta memperluas cakupan pelanggan.
Di kuartal ketiga, EXCL mencatatkan laba bersih kuartalan turun sekitar 39,8% QoQ dan -16,4% YoY menjadi Rp 292 miliar. Hasil ini mengikuti terkontraksinya pendapatan emiten telko tersebut di kuartal ketiga yang lebih rendah 3,5% QoQ dan -2,5% YoY menjadi Rp 8,3 triliun, sejalan dengan tren industri.
Alhasil, laba bersih EXCL mencapai Rp 1,3 triliun yang bertumbuh signifikan 31,7% YoY selama periode Januari–September 2024. Sementara itu, pendapatan EXCL terpantau bertumbuh 6,3% YoY menjadi Rp 25,37 triliun.
Baca Juga: Sudah Dibuka, Ini Syarat & Cara Daftar PPPK 2024 Tahap II Di Sscasn.bkn.go.id
Deputy Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy melihat, kinerja EXCL di sepanjang tahun ini didukung oleh peningkatan Average Revenue Per User (ARPU) dan bisnis mobile data. Sementara itu, kontribusi bisnis layanan internet fixed broadband belum signifikan, mengingat transaksi pengalihan pelanggan (subscribers) dari Linknet yang baru selesai di akhir September 2024.
Adapun pelanggan EXCL tetap stabil di angka 58,6 juta, tetapi ARPU menurun -7% QoQ dan -2% YoY menjadi Rp 41.000 per bulan di kuartal ketiga 2024. Namun di sepanjang tahun, ARPU Gabungan EXCL tercatat sebesar Rp 43 ribu per bulan, lebih tinggi dibandingkan Rp 41 ribu per akhir September 2023 lalu.
Jimmy menilai, kinerja operasional EXCL ke depannya seharusnya bisa terus positif seiring rencana merger dengan FREN. Meskipun, dalam jangka pendek kemungkinan akan timbul one off cost atau biaya satu kali yang berhubungan dengan aksi korporasi tersebut.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, manajemen XL Axiata menyampaikan bahwa merger antara EXCL dan FREN ditargetkan selesai di akhir tahun 2024. Saat ini, proses penggabungan usaha tersebut sudah masuk tahap due diligence alias uji tuntas.
‘’Rencana EXCL merger dengan FREN seharusnya akan positif bagi kinerja operasional ke depannya,’’ kata Jimmy saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (21/11).
Di kuartal keempat, Jimmy memperkirakan, EXCL mungkin bakal kembali ke jalur positif yang dapat tercermin dari peningkatan ARPU ataupun profitabilitas perusahaan. Optimisme itu karena mempertimbangkan adanya potensi penyesuaian tarif produk, serta membaiknya lanskap kompetisi industri telekomunikasi.
Tonton: Erdogan: Beberapa Negara Barat Menginginkan Perang Dunia III Meletus
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis memandang, EXCL tetap menjadi pemimpin pasar digital dengan penetrasi pelanggan sebesar 55% di aplikasinya sendiri. Kekuatan tersebut diyakini dapat meningkatkan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) dan prospek biaya S&M secara bersamaan.
Oleh karena itu, Niko memperkirakan, pendapatan EXCL bakal tumbuh di kuartal keempat, sejalan dengan akuisisi pelanggan LINK sebanyak 750.000 pada akhir September 2024 lalu. XL mempertahankan prospek positif dengan potensi untuk mencapai penetrasi 30% dalam 6 juta homepass selama 3 tahun dari bisnis Fixed Mobile Convergence (FMC) tersebut.
‘’Kami mempertahankan peringkat Beli kami terhadap EXCL, didukung oleh pertumbuhan digital dan inisiatif FMC,’’ ungkap Niko dalam riset 8 November 2024.
Niko menegaskan kembali rekomendasi beli untuk EXCL dengan target harga lebih tinggi sebesar Rp 3.500 per saham. Senada, Jimmy merekomendasikan beli untuk EXCL dengan target harga sebesar Rp 3.500 per saham.
Baca Juga: Batal Ditetapkan, Kapan UMP 2025 Diumumkan? Ini Kata Menaker & Daftar UMP 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Editor: Adi Wikanto