kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak WTI turun, kapasitas tangki yang penuh bisa bikin harga kembali negatif


Senin, 27 April 2020 / 07:04 WIB
Harga minyak WTI turun, kapasitas tangki yang penuh bisa bikin harga kembali negatif
ILUSTRASI. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun lagi di awal pekan ini.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun lagi di awal pekan ini. Harga minyak WTI untuk pengiriman Juni 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 16,47 per barel pada Senin (27/4) pukul 6.34 WIB.

Harga minyak WTI ini turun 2,77% jika dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan akhir pekan lalu pada US$ 16,94 per barel. Harga minyak WTI masih belum mampu kembali ke atas level US$ 20 per barel setelah mencapai level terendah pada Selasa (21/4) lalu. Ketika itu, harga minyak WTI kontrak Juni ditutup pada US$ 11,57 per barel.

Sementara harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Juni 2020 di ICE Futures justru menguat 1,03% ke US$ 21,66 per barel dari harga akhir pekan lalu pada US$ 21,44 per barel.

Baca Juga: Terimbas Harga Minyak, Begini Prediksi Kurs Rupiah Hari Ini (27/4)

Jeff Currie dari Goldman Sachs Group Inc memperingatkan bahwa ada gelombang surplus yang mengaliri ke sistem distribusi minyak. Investor akan khawatir dengan tangki-tangki yang sudah mencapai kapasitas penuh. "Fundamental minyak berarti harga negatif akan terjadi lagi," kata Currie seperti dikutip Bloomberg.

Pekan lalu, harga minyak mencatat penurunan dalam tiga minggu berturut-turut. Harga minyak Brent turun 24% dan harga minyak WTI turun sekitar 7%.

Para trader minyak memperkirakan permintaan akan jauh lebih rendah daripada suplai selama berbulan-bulan ke depan karena disrupsi ekonomi akibat pandemi virus corona. Investor pun akan mencermati kinerja keuangan sejumlah produsen minyak besar seperti Exxon Mobil, BP Plc, dan Royal Dutch Shell pada pekan ini.

Baca Juga: Bursa global masih memerah terjangkit Covid-19

Seiring dengan rilis kinerja, para produsen minyak kemungkinan akan mengumumkan pemangkasan produksi. Apalagi ekonomi global diperkirakan kontraksi alias turun hingga 2%, lebih buruk daripada krisis finansial 12 tahun lalu.

Penyimpanan minyak dunia pun penuh karena produksi minyak tidak terserap akibat sepinya permintaan.

Dari Amerika Serikat (AS), Gubernur Oklahoma J. Kevin Stitt mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menyatakan pandemi virus corona sebagai kehendak Tuhan. Ini adalah langkah untuk membatu negara-negara bagian penghasil minyak menghadapi tekanan pasar yang menyebabkan harga kontrak Mei ditutup minus pada pekan lalu.

"Kelebihan produksi minyak terus mengancam ekonomi," kata Stitt dalam surat kepada Trump yang juga diposting lewat Twitter pada Sabtu (25/4) lalu.

Baca Juga: Selain sell in May, IHSG akan menghadapi sejumlah tantangan di bulan depan

Pernyataan force majeure atau kehendak Tuhan akan memungkinkan perusahaan-perusahaan minyak untuk menghentikan operasional tanpa risiko penghentian sewa tanah. Sebenarnya, regulator energi Oklahoma pekan lalu mengatakan bahwa produsen bisa menutup sumur yang rugi tanpa kehilangan sewa. Ini adalah kelonggaran pertama bagi perusahaan-perusahaan minyak AS yang berharap stimulus akibat pasar remuk.

Data Baker Hughes Co yang dirilis Jumat lalu menyebutkan bahwa produsen minyak AS mengurangi aktivitas. Ada 60 pengeboran yang berhenti beroperasi dalam sepekan terakhir. Ini adalah penurunan jumlah rig dalam enam pekan berturut-turut.

Baca Juga: Jiwasraya bikin IHSG jeblok, indeks Shanghai jawara & FTSE Malaysia terbaik di ASEAN

Capital Economics memperkirakan bahwa ekonomi global bisa kontraksi 5,5% tahun ini, jauh lebih dalam daripada krisis finansial global yang turun 0,5%. "Setelah virus dapat dikendalikan, pertumbuhan akan rebound tapi perlu bertahun-tahun untuk kembali ke posisi sebelum virus corona," ungkap Capital Economics dalam catatan yang dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×