kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak WTI turun di US$ 39,72 per barel di tengah kenaikan kasus virus corona


Senin, 22 Juni 2020 / 14:20 WIB
Harga minyak WTI turun di US$ 39,72 per barel di tengah kenaikan kasus virus corona
ILUSTRASI. A 3D printed oil pump jack is seen in front of displayed stock graph and Opec logo in this illustration picture, April 14, 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak turun pada perdagangan Senin (22/6). Munculnya kekhawatiran bahwa rekor kenaikan kasus baru virus corona di seluruh dunia dapat menghentikan pemulihan permintaan bahan bakar.

Melansir Reuters, hingga pukul 13.58 WIB, harga minyak mentah Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 10 sen atau 0,2% menjadi US$ 42,04 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Juli berada di US$ 39,72 per barel, turun 11 sen atau 0,3%.

Padahal, pekan lalu kedua kontrak benchmark ini naik sekitar 9%. Bahkan harga minyak mentah berjangka Brent telah terbalik, sehingga minyak untuk pengiriman segera lebih mahal daripada yang akan diberikan nanti, biasanya merupakan indikasi pengetatan pasokan.

"Pasar telah memasuki sedikit penurunan hingga Oktober. Ini sesuai dengan beberapa perkiraan kami bahwa sekitar November, pasar bisa menjadi sangat ketat," kata Howie Lee, Ekonom OCBC Bank Singapura.

"Saya merasa lebih sulit bagi minyak untuk bergerak lebih tinggi pada titik ini, terutama dengan meningkatnya kekhawatiran tentang penularan gelombang kedua."

Baca Juga: Harga minyak mulai koreksi, kekhawatiran gelombang kedua virus corona menghantui

Di Kanada dan Amerika Serikat, jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi turun ke rekor terendah minggu lalu, bahkan ketika harga minyak yang lebih tinggi mendorong beberapa produsen untuk memulai pengeboran lagi.

Sentimen positif bagi minyak datang setelah dua anggota OPEC+, Irak dan Kazakhstan sepakat untuk mematuhi pemangkasan produksi yang sebelumnya dilanggar pada bulan Mei lalu. Kedua negara tersebut berjanji akan melakukan pemotongan pada periode Juli-September.

Harga minyak juga telah didukung oleh pemulihan permintaan bahan bakar global setelah jatuhnya April-Mei selama penutupan virus, karena negara-negara di seluruh dunia melanjutkan kegiatan ekonomi.

Namun, WHO melaporkan lompatan infeksi global pada hari Minggu (21/6), dengan peningkatan terbesar terlihat di Amerika Utara dan Selatan.

"Potensi kerusakan ekonomi dari putaran baru penanggulangan Covid-19 kemungkinan akan mengandung antusiasme investor," kata Michael McCarthy, Chief Market Strategist CMC Markets.

Lonjakan infeksi virus di beberapa daerah, seperti ibu kota China, Beijing dan negara bagian terpadat kedua di Australia, telah mendorong pembatasan pergerakan untuk membatasi penyebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×