Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Harga minyak saat ini nyungslep di level terendahnya tahun ini di level US$ 58 per barel. Bukan main, Energy Information Administration (EIA) melaporkan kenaikkan cadangan minyak Amerika Serikat (AS) yang tertinggi di tahun ini.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (21/5) pukul 14.37 WIB, harga minyak west texas intemediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange melemah 5,34% ke US$ 58,14 per barel dari harga penutupan kemarin di level US$ 61,42 per barel. Bahkan pencapaian ini merupakan yang terendah dalam dua bulan terakhir.
EIA melaporkan persediaan minyak AS bertambah sebanyak 4,7 juta barel atau diatas estimasi pasar yang memperkirakan terjadi penyusutan sebesar 600.000 barel. Angka ini lebih tinggi daripada laporan minggu sebelumnya yang malah berkuran 1,2 juta barel.
Analis PT Pruton Mega Berjangka, Cahyo Dewanto mengatakan stok minyak yang berlebih membuat permintaan menurun. Permintaan impor minyak China berkurang seiring eskalasi perang dagang China bertekad mengutangi ketergantungan minyak dari AS dan sekutunya.
“Laporan ini membawa harga minyak tergelincir sepanjang Rabu malam lalu,” kata Cahyo kepada Kontan, Kamis (23/5). Ia menambahkan sentimen negatif juga datang dari ketegangan baru antara AS-China, di mana dikabarkan AS kembali mengincar perusahaan China untuk dimasukkan dalam daftar hitam.
Secara teknkal Cahyo mengamati indikator moving average (MA)50 dan MA100 menunjukan arah jual, tapi MA200 berada di posisi beli. Sementara, relative strength index (RSI) dan stochastic berada di bawah garis yang mengindikasikan negatif.
Makanya, Cahyo merekomendasikan jual dengan prediksi pergerakan besok di level US$ 60,80-US$ 61,40 per barel. Sementara sepekan ke depan di kisaran US$ 58,00-US$ 65,00 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News