Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak makin panas. Harga komoditas energi ini melejit ke level tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
Selasa (8/3) pukul 7.40 WIB, harga minyak WTI kontrak April 2022 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 120,93 per barel. Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini naik 1,28% dari penutupan perdagangan kemarin. Dalam sepakan, harga minyak WTI melonjak 16,94%.
Harga minyak melonjak ke level tertinggi sejak 2008 karena AS dan sekutu Eropa mempertimbangkan untuk melarang impor minyak Rusia. Sementara tampaknya kecil kemungkinan minyak mentah Iran akan kembali dengan cepat ke pasar global.
Baca Juga: Harga Emas Tembus US$ 2.000
"Gambaran yang lebih besar adalah bahwa gangguan pasokan semakin parah," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa tidak ada yang ingin menyentuh apa pun yang berhubungan dengan Rusia.
Harga minyak global telah melonjak sekitar 60% sejak awal 2022, meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global dan stagflasi. China, negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia, menargetkan pertumbuhan yang lebih lambat sebesar 5,5% tahun ini.
Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS dan sekutu Eropa sedang menjajaki pelarangan impor minyak Rusia. Gedung Putih pada hari Senin mengatakan Presiden Joe Biden belum membuat keputusan tentang larangan impor minyak Rusia.
Baca Juga: Wall Street Anjlok, Nasdaq Mengonfirmasi Kondisi Bearish
Wakil Perdana Menteri Alexander Novak kemarin mengatakan bahwa harga minyak bisa naik ke lebih dari US$ 300 per barel jika AS dan Uni Eropa melarang impor minyak dari Rusia.
"Kami mempertimbangkan US$ 125 per barel, perkiraan jangka pendek kami untuk minyak mentah Brent, sebagai batas lunak untuk harga, meskipun harga bisa naik lebih tinggi jika gangguan memburuk atau berlanjut untuk periode yang lebih lama," kata analis komoditas UBS Giovanni Staunovo.
Kemarin, harga minyak Brent kontrak Mei 2022 di ICE Futures ditutup pada U$ 123,21 per barel. Harga minyak acuan internasional ini melonjak 4,31% ketimbang posisi akhir pekan lalu.
Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Kerek Harga Komoditas, Analis Rekomendasikan Saham-Saham Ini
Staunovo memperkirakan, perang berkepanjangan di Ukraina dapat mendorong Brent di atas U$ 150 per barel. Analis di Bank of America mengatakan jika sebagian besar ekspor minyak Rusia dihentikan, mungkin ada kekurangan 5 juta barel per hari (bph) atau lebih besar dari itu, mendorong harga setinggi U$ 200.
Rusia adalah pengekspor minyak mentah dan produk minyak terbesar di dunia, dengan ekspor sekitar 7 juta barel per hari, atau 7% dari pasokan global. Beberapa volume ekspor minyak Kazakhstan dari pelabuhan Rusia juga menghadapi komplikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News