CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga minyak WTI kontrak paling aktif masih diperdagangkan di US$ 21 per barel


Selasa, 21 April 2020 / 08:31 WIB
Harga minyak WTI kontrak paling aktif masih diperdagangkan di US$ 21 per barel
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A general view shows Mexican state oil firm Pemex's Cadereyta refinery, in Cadereyta, Mexico October 5, 2019. Picture taken October 5, 2019. REUTERS/Daniel Becerril/File Photo


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak rebound setelah jatuh di bawah nol pada akhir perdagangan Senin (20/4). Harga minya ditutup di US$ minus 37 per barel kemarin. Ini pertama kali dalam sejarah harga minyak benchmark Amerika Serikat pada bulan Mei 2020 di bawah nol. Bahkan pada masa berakhir kontrak. 

Harga minyak di New York untuk kontrak Mei 2020 hingga pukul 08.17 WIB berada di US$ 1,04 per barel atau naik 102,76%. Meski demikian, harga minyak kontrak Juni 2020 yang memiliki volume lebih tinggi 30 kali masih naik di atas US$ 21 per barel atau naik 8,71% dari hari sebelumnya. 

Adanya ketakutan karena tidak ada tempat untuk menerima pengiriman fisik dalam waktu dekat karena banyak kilang yang menghentikan operasi menjadi salah satu penyebab kejatuhan harga minyak. Pandemi virus corona membuat AS dan banyak ekonomi global terhenti. 

Baca Juga: Harga minyak WTI berjangka dibuka naik US$ 21, tetapi masih di bawah US$ 0 per barel

Perusahaan energi di Amerika kehabisan ruang untuk menyimpann sementara kontrak minyak mentah akan jatuh tempo. Harga minyak telah jatuh ketika virus corona menginfeksi banyak orang secara global. Arahan orang tinggal di rumah sampai larangan bepergian menyebabkan konsumsi jatuh. Aliansi OPEC+ yang tidak kompak pada awal Maret memperparah situasi. 

Sementara perjanjian pengurangan terlalu sedikit dan terlambat dalam menghadapi jatuhnya sepertiga permintaan global. Produsen di seluruh dunia terus memompa produksi dan menyebabkan pedagang tidak memiliki akses ke menyimpan. 

"Kontrak minyak mentah Mei tidak akan keluar dengan rengekan, tetapi teriakan paling awal," kata Daniel Yergin, sejarawan minyak pemenang Pulitzer dan wakil ketua IHS Markit Ltd seperti dikutip Bloomberg.

Baca Juga: Harga minyak WTI anjlok, Trump berencana hentikan impor minyak dari Arab Saudi

Pergerakan ekstrem dalam minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menunjukkan betapa kelebihan pasokan pasar minyak di AS dan ditambah aktivitas industri serta ekonomi yang terhenti. 

Harga minyak mentah Brent, masih diperdagangkan di atas US$ 25 per barel karena permintaan di China, importir minyak terbesar dunia, pulih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×