kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.056   72,62   1,04%
  • KOMPAS100 1.055   15,00   1,44%
  • LQ45 829   12,33   1,51%
  • ISSI 214   1,30   0,61%
  • IDX30 423   7,18   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,60   1,51%
  • IDX80 120   1,78   1,50%
  • IDXV30 125   0,87   0,70%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

Harga Minyak Turun Senin (9/5) Pagi Jelang Pemungutan Suara UE, WTI ke US$109,36


Senin, 09 Mei 2022 / 10:26 WIB
Harga Minyak Turun Senin (9/5) Pagi Jelang Pemungutan Suara UE, WTI ke US$109,36
ILUSTRASI. A pump jack is seen at sunrise near Bakersfield, California, October 14, 2014. REUTERS/Lucy Nicholson


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak tergelincir pada hari Senin (9/5), bersama dengan pasar saham di Asia. Dipicu oleh kekhawatiran resesi global dapat mengurangi permintaan minyak dan investor mengamati pembicaraan Uni Eropa tentang embargo minyak Rusia yang diperkirakan akan memperketat pasokan global.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 28 sen atau 0,3% menjadi US$112,11 per barel pada 0153 GMT.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di US$109,36 per barel turun 41 sen atau 0,4%.

"Sentimen risk-off yang lebih luas dipicu oleh kekhawatiran resesi dan penguncian di China adalah faktor utama yang menekan harga minyak," kata analis CMC Markets Tina Teng.

Baca Juga: Rusia Membalas, Harga Komoditas Makin Panas

Pasar keuangan global juga dihantui oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga dan perpanjangan penguncian Covid-19 di China yang merugikan ekonomi nomor dua dunia itu.

"Penguncian yang sedang berlangsung di China dapat terus membebani harga minyak dalam jangka pendek," kata Teng. Pemotongan harga oleh Arab Saudi juga mencerminkan kekhawatiran atas permintaan minyak global, katanya.

Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, menurunkan harga minyak mentah untuk Asia dan Eropa untuk Juni pada hari Minggu.

Pekan lalu, minyak Brent dan WTI naik untuk minggu kedua berturut-turut di tengah kekhawatiran pasokan setelah Komisi Eropa mengusulkan embargo bertahap terhadap minyak Rusia sebagai bagian dari paket sanksi terberatnya atas konflik di Ukraina. Proposal tersebut membutuhkan suara bulat di antara anggota UE.

Wakil Perdana Menteri Bulgaria mengatakan pada Minggu malam, bahwa negara itu akan memveto sanksi minyak UE terhadap Rusia jika tidak mendapatkan pengurangan dari embargo yang diusulkan.

"Pembicaraan akan berlanjut besok, Selasa juga, pertemuan para pemimpin mungkin diperlukan untuk menyimpulkannya. Posisi kami sangat jelas. Jika ada pengurangan untuk beberapa negara, kami ingin mendapatkan pengurangan juga," Vassilev kepada televisi nasional BNT.

Baca Juga: Harga Minyak Tergelincir, WTI Melemah 0,7% ke US$ 109 Per Barel di Pagi Ini (9/5)

Bulgaria sebelumnya mengatakan akan mencari pengecualian dari larangan minyak Rusia yang diusulkan jika pilihan tersebut diizinkan, tetapi tidak jelas apakah itu mencari pengecualian penuh atau penundaan serupa dengan yang diusulkan pada hari Jumat untuk Hongaria, Slovakia dan Republik Ceko.

Pengecualian "pasti akan membuat sanksi kurang efektif," kata Teng.

Pada hari Minggu, negara-negara G7 berjanji untuk melarang atau menghapus impor minyak Rusia, dan Washington memberlakukan sanksi baru terhadap eksekutif Gazprombank dan bisnis lainnya.

Jepang, bagian dari G7 dan salah satu dari lima importir minyak mentah terbesar dunia, pada prinsipnya akan melarang impor minyak mentah Rusia, kata Perdana Menteri Fumio Kishida, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×