kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,26   4,51   0.50%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Turun Lebih Dari 4% Sejak Awal Pekan Hingga Rabu (12/10)


Rabu, 12 Oktober 2022 / 07:31 WIB
Harga Minyak Turun Lebih Dari 4% Sejak Awal Pekan Hingga Rabu (12/10)
ILUSTRASI. Penurunan harga minyak berlanjut di hari ketiga berturut-turut sejak awal pekan.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga minyak berlanjut di hari ketiga berturut-turut sejak awal pekan. Kekhawatiran resesi dan peningkatan kasus Covid-19 di China meningkatkan kekhawatiran atas permintaan global.

Rabu (12/10) pukul 7.20 WIB, harga minyak WTI kontrak November 2022 di New York Mercantile Exchange turun 0,77% ke US$ 88,66 per barel. Dalam tiga hari terakhir, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini mengakumulasi penurunan 4,30%.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Desember 2022 di ICE Futures melemah 0,69% ke US$ 93,64 per barel. Dalam tiga hari berturut-turut, harga minyak acuan internasional ini melemah total 4,35%.

Baca Juga: Harga Emas Turun 6 Hari Beruntun Hingga Rabu (12/10), Investor Menunggu Data Inflasi

Presiden Bank Dunia David Malpass dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva memperingatkan potensi meningkatnya risiko resesi global. Kedua lembaga keuangan ini pun  mengatakan inflasi tetap menjadi masalah yang berkelanjutan.

"Ada pesimisme yang tumbuh di pasar sekarang," kata Craig Erlam dari broker OANDA kepada Reuters.

Harga minyak melonjak awal tahun ini, membawa Brent mendekati rekor tertinggi US$ 147 per barel karena invasi Rusia ke Ukraina menambah kekhawatiran pasokan. Tapi harga telah turun karena kekhawatiran ekonomi.

Stok minyak mentah AS diperkirakan telah meningkat minggu lalu setelah turun dua minggu sebelumnya, menurut jajak pendapat awal Reuters. Kekhawatiran pukulan lebih lanjut terhadap permintaan di China juga membebani. Pihak berwenang telah meningkatkan pengujian virus corona di Shanghai dan kota-kota besar lainnya ketika infeksi Covid-19 meningkat lagi.

"Dari sudut pandang ekonomi, sepertinya China mengorbankan ekonomi dengan terus mengunci populasinya untuk menurunkan kasus," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Baca Juga: 28 Negara Mengantre Jadi Pasien IMF, Indonesia Bagaimana?

Minyak juga berada di bawah tekanan nilai tukar dolar AS yang kuat. Dolar AS mencapai tertinggi dalam beberapa tahun terakhir di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga dan eskalasi perang Ukraina. Dolar yang kuat membuat minyak lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain dan cenderung membebani selera risiko.

Penurunan harga minyak dibatasi oleh pasar yang ketat dan keputusan minggu lalu oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, untuk menurunkan target produksi mereka sebesar 2 juta barel per hari.

"Kekurangan pasokan bahkan membayangi tahun depan karena pengurangan produksi seharusnya berlaku hingga akhir 2023, menurut keputusan OPEC+," ungkap Commerzbank dalam laporan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×