Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MELBOURNE. Setelah kemarin (14/7) mengalami penurunan, harga minyak mentah dunia pagi ini kembali melorot. Penurunan harga minyak diakibatkan pernyataan the Federal Reserve tentang outlook perekonomian yang belum menunjukkan tanda-tanda pulih. Hal ini menimbulkan kekhawatiran permintaan bahan bakar di AS akan menurun. Padahal, Negeri Paman Sam itu merupakan negara pengkonsumsi energi terbesar dunia.
Penurunan harga minyak terjadi setelah mayoritas saham-saham di bursa AS anjlok. “Ada beberapa data yang menunjukkan perlambatan ekonomi AS. Misalnya saja pernyataan the Fed mengenai ekonomi AS dan angka penjualan ritel yang rendah dari prediksi,” papar David Land, Chief Market Analyst CMC Markets Ltd di Sydney.
Pada pukul 09.57 waktu Singapura, kontrak harga minyak mentah untuk pengantaran Agustus mengalami penurunan sebesar 54 sen atau 0,7% menjadi US$ 76,50 per barel. Kemarin, kontrak harga minyak sudah mengalami penurunan sebesar 11 sen dan bertengger di posisi US$ 77,04 per barel. Sementara, kontrak harga minyak berjangka sepanjang tahun ini sudah mengalami kemerosotan sebesar 3,6%.
Catatan saja, berdasarkan data yang dirilis Departemen Energi AS, permintaaan bahan bakar di negara itu mengalami penurunan sebesar 4% menjadi 18,8 juta barel per hari pada minggu lalu. Angka tersebut merupakan level terendah sejak 23 April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News