kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak tetap menurun meski OPEC makin memangkas produksi


Senin, 09 Desember 2019 / 22:11 WIB
Harga minyak tetap menurun meski OPEC makin memangkas produksi
ILUSTRASI. Ilustrasi harga minyak bumi. REUTERS/Daniel Becerril/File Photo


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia menurun setelah data ekspor China menyusut dalam empat bulan berturut-turut dampak dari perang dagang dengan Amerika Serikat.

Padahal, sebelumnya, OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya sepakat untuk menambah pemangkasan produksi minyak dari 1,2 juta barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari.

Baca Juga: Dua pekan asing catatkan net buy, ini rekomendasi analis

Mengutip Bloomberg, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 58,50 per barel atau turun 1,18%.

Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono membenarkan penguatan minyak terhenti karena ekspor barang dan jasa China turun empat bulan berturut-turut.

"Data ekspor China cenderung mengindikasikan kondisi ekonomi China buruk sehingga berdampak pada potensi permintaan minyak turun," kata Suluh, Senin (9/12).

Baca Juga: Ekonomi AS dan China melambat, ini efeknya ke Indonesia menurut ekonom

Kesepakatan dagang antara AS dan China yang diproyeksi semakin jauh dari realisasi membuat Suluh memproyeksikan hingga akhir tahun harga minyak berada dalam rentang US$40 per barel hingga US$ 60 per barel.

Sementara untuk tahun depan, Suluh memproyeksikan harga minyak bisa sentuh di atas US$ 60 per barel bila kondisi ekonomi global membaik.

Sedangkan, Analis Central Capital Futures, Wahyu Tri Laksono memproyeksikan harga minyak akan berkonsolidasi di sekitar US$ 55 per barel hingga akhir tahun ini.

Menurut Wahyu, harga minyak saat ini masih tertekan karena produksi minyak global berpotensi naik meski OPEC telah menambah pemangkasan produksi.

Kelebihan pasokan minyak bisa datang dari produksi minyak AS yang capai 12,8 juta barel di tahun ini. Angka produksi tersebut mampu mengimbangi negara produsen minyak, seperti Arab Saudi dan Rusia.

Baca Juga: Begini strategi Mitrabara Adiperdana (MBAP) perbaiki kinerja di sisa tahun ini

"Tingkat kepatuhan beberapa anggota OPEC yang rendah pada perjanjian pemangkasan juga memicu kelebihan pasokan minyak," kata Wahyu.

Dengan begitu keputusan OPEC menambah pemangkasan produksi minyak kurang kuat menyokong harga minyak. Harga minyak Wahyu proyeksikan masih dalam tren bearish dan sulit menembus US$ 60 per barel karena permintaan minyak loyo akibat pelemahan ekonomi global dan perang dagang yang tak kunjung usai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×