Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah bervariasi pada siang hari ini setelah Brent melemah usai akibat aksi ambil untung. Sementara itu, harga minyak mentah AS masih memperpanjang reli di tengah tanda-tanda bahwa produsen memangkas produksi seperti yang dijanjikan saat permintaan meningkat akibat pembukaan kembali kegiatan ekonomi.
Mengutip Reuters, Selasa (19/5) pukul 11.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Juli 2020 turun 19 sen, atau 0,6%, menjadi US$ 34,62 per barel. Padahal, di awal pembukaan hari ini, harganya melejit 2,4%.
Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) masih naik 11 sen, atau 0,4%, menjadi US$ 31,93 per barel. Posisi ini menunjukkan penurunan penguatan yang sebelumnya terjadi di awal perdagangan hari ini. Pagi ini, harga minyak WTI sempat terbang 4,1%.
Baca Juga: Harga minyak menguat empat hari berturut-turut, Brent naik 2,4% dan WTI loncat 4,1%
Harga minyak WTI untuk kontrak pengiriman Juni akan berakhir pada hari ini. Tetapi tanda pengulangan kejatuhan bersejarah di bawah nol yang terlihat sebulan lalu tampaknya tak akan terjadi di hari ini. Mengingat permintaan untuk minyak mentah dan bahan bakar sudah mulai terlihat.
"Saya tidak akan terkejut melihat penarikan jangka pendek karena kekuatan yang telah kita lihat di pasar minyak minggu lalu sangat luar biasa," kata Michael McCarthy, Chief Market Strategist CMC Markets.
Sebelumnya pasar disokong oleh tanda-tanda bahwa pemotongan output yang disetujui oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, bener-benar dilakukan.
OPEC+ telah memotong ekspor minyaknya secara tajam pada paruh pertama bulan Mei. Perusahaan-perusahaan yang melacak pengiriman mengatakan, menyarankan awal yang kuat dalam mematuhi perjanjian pemangkasan produksi baru.
"Sentimen investor telah membaik karena OPEC + tampaknya memangkas produksi karena mereka berjanji untuk bulan ini, dengan pemotongan sukarela yang lebih diharapkan pada bulan Juni," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research di Nissan Securities.
"Pada saat yang sama, ada optimisme yang berkembang bahwa pelonggaran kuncian global akan membantu meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan bahan bakar," katanya.
Baca Juga: Harga minyak melonjak ke level tertinggi 2 bulan, WTI ke US$ 31,82 per barel
Dalam dukungan lebih lanjut untuk harga, produksi AS juga turun, dengan produksi minyak mentah dari tujuh sumur utama diperkirakan turun dengan rekor 197.000 barel per hari pada Juni menjadi 7,822 juta barel per hari. Menurut Energy Information Administration, itu akan menjadi yang terendah sejak Agustus 2018.
Namun, permintaan akan pulih lebih lambat karena beberapa pembatasan tetap ada dan ada risiko signifikan wabah berulang kembali, kata Grup Eurasia dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada hari Senin.
"Mengingat resesi global, konsumen yang berhati-hati, dan puncak wabah virus corona yang baru dan berpotensi lebih buruk di pasar negara berkembang seperti Amerika Latin, Afrika, dan Asia Selatan, konsumsi akan tetap di bawah 2019 tingkat 100 juta barel per hari untuk beberapa waktu," kata laporan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News