kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga minyak terperosok


Selasa, 15 Agustus 2017 / 07:30 WIB
Harga minyak terperosok


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun dalam dua hari berturut-turut. Setelah ditutup melorot 2,52% ke level US$ 46,59 per barel, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2017 di Nymex turun lagi ke level US$ 47,54 per barel pada Selasa (15/8) pukul 7.16 WIB.

Harga minyak brent untuk pengiriman Oktober 2017 di ICE Futures pun turun dalam dua hari terakhir. Kemarin, harga minyak brent turun 2,63% ke level US% 50,73 per barel. Hari ini, harga minyak acuan global ini turun lagi ke US$ 50,71 per barel. 
 
Permintaan minyak dari Tiongkok mulai berkurang. Di sisi lain, perusahaan minyak nasional Libya tengah memeriksa adanya potensi pelanggaran pada lapangan minyak terbesar Libya. 

National Oil Corporation (NOC) Libya mengatakan, investigasi dilakukan di ladang minyak Sharara. NOC tidak mengungkap secara spesifik pelanggaran yang terjadi dan potensi efeknya ke produksi.

Libya merupakan salah satu negara anggota OPEC yang dikecualikan dari kesepakatan pengurangan produksi. Negara penghasil minyak ini tengah berupaya memulihkan pasokan ke level sebelum adanya kisruh internal. "Pemulihan produksi minyak Libya menjadi faktor besar pada pertumbuhan pas0kan minyak dalam beberapa bulan terakhir," kata analis minyak Panmure Gordon kepada CNBC.

Perusahaan pengolahan minyak China memproses 10,71 juta barel minyak per hari pada bulan Juli. Data Biro Statistik Nasional menunjukkan, angka pengolahan ini turun sebanyak 500.000 barel per hari dari posisi bulan Juni. 

Angka pengolahan minyak ini juga merupakan level terendah sejak September 2016. Lemahnya pengolahan ini menjadi salah satu indikasi penurunan permintaan minyak mentah.

Sentimen negatif lain adalah data keluaran Baker Hughes yang menunjukkan bahwa pengebor minyak Amerika Serikat (AS) menambah kapasitas pengeboran. Ini adalah penambahan kedua dalam tiga pekan terakhir. Penambahan kapasitas tentu akan mengerek produksi minyak AS di tengah upaya OPEC menurunkan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×