Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi pada perdagangan Senin (7/2) pagi, setelah menyentuh level tertinggi dalam 7 tahun pada pekan lalu.
Pukul 06.50 WIB, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2022 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 91,72 per barel, turun 0,64% dari akhir pekan lalu yang ada di US$ 92,31 per barel.
Koreksi harga minyak dipicu oleh sinyal baru bahwa pembicaraan antara Amerika Serikat dan pejabat Iran mungkin mendekati kesimpulan yang dapat menghentikan reli harga minyak.
Mengutip Reuters, pada trader mengantisipasi Washington dan Teheran telah membuat kemajuan dalam menghidupkan kembali kesepakatan yang membatasi pengembangan senjata nuklir negara OPEC akan meningkatkan pasokan minyak mentah.
Baca Juga: Reli Berlanjut ke Pekan Ketujuh, Minyak Sentuh Titik Tertinggi Sejak 2014
Jika AS mencabut sanksi terhadap Iran, negara itu dapat meningkatkan pengiriman minyak, dan menambah pasokan global.
"Ada spekulasi bahwa reli ini akan mendorong beberapa keringanan sanksi dan mendapatkan lebih banyak minyak Iran di pasar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York seperti dikutip Reuters.
Pada hari Jumat, Amerika Serikat memulihkan keringanan sanksi yang memungkinkan kerjasama nuklir internasional dengan Iran pada proyek-proyek yang dirancang untuk mempersulit situs nuklir Iran yang akan digunakan untuk mengembangkan senjata.
Pejabat senior Departemen Luar Negeri lainnya pada hari Jumat mengatakan pengabaian itu diperlukan untuk mengizinkan diskusi teknis tentang menghidupkan kembali kesepakatan itu tetapi bukan merupakan sinyal bahwa Amerika Serikat berada di ambang mencapai kesepakatan tentang pemulihannya.
Berbicara dengan syarat anonim, seorang pejabat Eropa mengatakan utusan tinggi untuk pembicaraan Wina - yang tidak langsung karena Iran sejauh ini menolak untuk duduk dengan diplomat AS - kemungkinan akan bertemu pada hari Selasa di ibukota Austria.
Baca Juga: Harga Minyak Sentul Level Tertinggi 7 Tahun Dipicu Badai di AS
Menteri luar negeri Iran mengatakan pada hari Sabtu bahwa langkah AS untuk mengembalikan keringanan sanksi ke Teheran tidak cukup dan Washington harus memberikan jaminan untuk kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan negara-negara besar.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan pada hari Minggu bahwa dia berbicara dengan Presiden AS Joe Biden dan membahas cara untuk menghentikan program nuklir Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News