Sumber: CNBC | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terpeleset lagi setelah ditutup menguat tipis kemarin. Rabu (6/12) pukul 7.20 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2018 di New York Mercantile Exchange turun 0,35% ke US$ 57,42 per barel.
Kemarin, harga minyak WTI menguat ke US$ 57,62 per barel. Harga minyak brent untuk pengiriman Februari 2018 di ICE Futures kemarin pun menguat 0,65% ke US$ 62,86 per barel.
Kemarin, Goldman Sachs mengerek prediksi harga minyak brent tahun depan menjadi US$ 62 per barel dan minyak WTI di US$ 57,50 per barel. Sebelumnya Goldman memperkirakan harga minyak brent tahun depan di level US$ 58 per barel dan WTI pada US$ 55 per barel.
Dalam catatan, analis Goldman mengatakan bahwa risiko tetap ada pada pasar minyak tahun depan. Risiko justru mengarah ke harga yang terlalu tinggi. "Kami melihat risiko pengetatan karena pemangkasan atau permintaan yang lebih tinggi ketimbang prediksi," kata analis Goldman yang dikutip CNBC.
Gerogi Slavov, head of research Marex Spectron mengatakan, permintaan minyak masih kuat dan mendorong harga minyak. "Harga minyak masih berpeluang bertahan di atas US$ 60 per barel," kata dia. American Petroleum Institute (API) diperkriakan merilis data penurunan stok minyak Amerika Serikat (AS) hingga 3,5 juta barel hingga akhir pekan lalu.
Sedangkan analis Morgan Stanley, dalam catatan Senin (4/12) memperkirakan bahwa permintaan minyak tahun depan akan melampaui pasokan. Pertumbuhan terbesar pasokan minyak tahun depan akan berasal dari AS dan Kanada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News