Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
Wahyu memandang bahwa harapan untuk harga minyak ke depannya datang dari beberapa faktor. Selain harapan Fed pivot atau netral yang bisa mendukung harga minyak dan harapan stimulus yang dapat memicu permintaan global.
Faktor geopolitik adalah harapan utama bagi berbalik menguatnya (rebound) minyak mentah, walaupun sifatnya temporer. Selain itu, faktor dibukanya perekonomian usai covid-19 diharapkan bisa mengangkat permintaan energi.
International Energy Agency (IEA) melihat permintaan minyak global akan meningkat 2024. Dikatakan bahwa konsumsi minyak dunia akan meningkat sebesar 1,1 mbpd pada 2024 dan mencatat produksi dari produsen non-OPEC juga akan menyumbang 1,2 mbpd untuk pasokan global.
Pandangan OPEC tahun ini sedikit berbeda dengan IEA karena melihat peningkatan 2,25 mbpd.
Meski harga minyak turun pada Selasa (19/3), Wahyu menilai harga minyak masih dalam kecenderungan naik. Secara teknikal, struktur rebound konsolidatif dalam bullish channel. Dia memperkirakan harga minyak mentah dunia akan berada dalam rentang US$ 75,00 per barel – US$ 80,00 per barel di semester kedua 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News