Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak sedikit berubah pada Senin (3/3), setelah mencatat kerugian bulanan pertama sejak November.
Sementara investor menunggu hasil upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina serta dampak dari tarif AS.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 11 sen, atau 0,15%, menjadi US$72,92 per barel pada pukul 11.05 GMT.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 3 sen, atau 0,04%, menjadi US$69,79 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Naik di Awal Pekan Seiring Data Ekonomi Tiongkok yang Kuat
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Minggu mengatakan bahwa ia yakin dapat memperbaiki hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump.
Namun, ia menyebut pembicaraan harus dilanjutkan secara tertutup setelah ketegangan di Gedung Oval yang mempersingkat kunjungannya ke Washington DC pekan lalu.
Konflik tersebut meningkatkan kemungkinan perpecahan berkepanjangan antara kedua pemimpin, kata analis RBC Capital Helima Croft dalam sebuah catatan, seraya menambahkan bahwa hal ini bisa mempercepat pencabutan sanksi AS terhadap Rusia.
Sentimen pasar sedikit mereda pada Minggu setelah para pemimpin Eropa menunjukkan dukungan kuat kepada Zelenskiy dan berjanji akan meningkatkan bantuan bagi Ukraina.
Sementara itu, Kremlin pada Senin menyatakan bahwa janji dalam KTT London untuk meningkatkan pendanaan bagi Kyiv tidak akan membawa perdamaian.
Dari sisi tarif, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pada Minggu bahwa tarif terhadap Kanada dan Meksiko akan mulai berlaku pada Selasa.
Namun, Presiden Donald Trump akan memutuskan apakah akan tetap memberlakukan tarif 25% yang direncanakan.
"Tarif dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak, tetapi juga dapat membatasi pasokan minyak jika diterapkan pada produsen seperti Kanada dan Meksiko," kata analis PVM Tamas Varga.
Harga minyak sempat naik pada perdagangan awal setelah data resmi pada Sabtu menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China pada Februari berkembang dengan laju tercepat dalam tiga bulan.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Akibat Pertikaian di Gedung Putih, Rencana Tarif AS & Ekspor Irak
Bulan lalu, Brent dan WTI mencatat penurunan bulanan pertama dalam tiga bulan terakhir akibat ancaman tarif dari AS dan mitra dagangnya yang mengguncang kepercayaan investor terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun ini serta mengurangi minat terhadap aset berisiko.
Sementara itu, analis tetap mempertahankan perkiraan harga minyak untuk 2025, dengan Brent rata-rata diprediksi berada di angka US$74,63 per barel.
Mereka memperkirakan dampak dari sanksi AS lebih lanjut akan diimbangi oleh pasokan yang cukup serta kemungkinan kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina, menurut jajak pendapat Reuters.
Selanjutnya: Darma Henwa (DEWA) Selesaikan Aksi Private Placement, Ini Hasilnya
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (4/3): Berawan dan Hujan Ringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News