kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Harga Minyak Stabil Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed


Senin, 16 September 2024 / 17:38 WIB
Harga Minyak Stabil Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed
ILUSTRASI. Senin (16/9) pukul 16.34 WIB, harga minyak mentah Brent berjangka naik 0,32% menjadi US$ 71,84 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak stabil pada hari Senin. Gangguan yang sedang berlangsung pada infrastruktur minyak Teluk Meksiko, Amerika Serikat (AS) mengimbangi kekhawatiran permintaan yang terus-menerus setelah putaran baru data China. Sementara investor menunggu berita tentang suku bunga AS minggu ini.

Senin (16/9) pukul 16.34 WIB, harga minyak mentah Brent berjangka untuk November naik 0,32% menjadi US$ 71,84 per barel. Harga minyak mentah AS berjangka untuk Oktober naik 0,47% ke US$ 68 per barel.

"Pasar kemungkinan akan tetap berhati-hati sampai Federal Reserve membuat keputusan suku bunga pada hari Rabu," kata analis Phillip Nova Priyanka Sachdeva kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa harga masih didukung oleh beberapa kekhawatiran pasokan mengingat beberapa kapasitas masih offline di Teluk Meksiko.

Pedagang semakin bertaruh pada penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) daripada 25 bps, seperti yang ditunjukkan oleh alat CME FedWatch yang melacak minyak mentah Fed Fund.

Baca Juga: Inflasi Bakal Terkerek 3,5% Jika Pemerintah Batasi BBM Bersubsidi

Suku bunga yang lebih rendah biasanya mengurangi biaya pinjaman, yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan menaikkan permintaan minyak.

"Namun, penurunan suku bunga sebesar 50 bps juga dapat menandakan melemahnya ekonomi AS, yang dapat meningkatkan kekhawatiran atas permintaan minyak," kata analis OANDA, Kelvin Wong.

Hampir seperlima produksi minyak mentah dan 28% produksi gas alam di Teluk Meksiko masih offline setelah Badai Francine.

Data ekonomi China yang lebih lemah yang dirilis selama akhir pekan meredam sentimen pasar. "Prospek pertumbuhan yang rendah dalam jangka panjang di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut memperkuat keraguan atas permintaan minyak," kata ahli strategi pasar IG, Yeap Jun Rong.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Terangkat Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Pertumbuhan produksi industri di China, importir minyak terbesar dunia, melambat ke level terendah dalam lima bulan pada bulan Agustus. Sementara penjualan eceran dan harga rumah baru semakin melemah.

Produksi kilang minyak juga turun selama lima bulan karena permintaan bahan bakar yang lemah dan margin ekspor membatasi produksi.

Harga minyak Brent dan WTI masing-masing naik sekitar 1% minggu lalu tetapi masih jauh di bawah rata-rata bulan Agustus masing-masing sebesar US$ 78,88 dan US$ 75,43 per barel setelah penurunan harga sekitar awal bulan ini yang sebagian disebabkan oleh kekhawatiran permintaan.

Selanjutnya: Keran Ekspor Pasir Laut, Walhi: Kerugiannya Tak Sebanding dengan Untung yang Didapat

Menarik Dibaca: 6 Posisi Tidur Terbaik hingga Terburuk untuk Ibu Hamil yang Direkomendasikan Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×