kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Minyak Sawit Mulai Menggeliat


Rabu, 25 Juni 2014 / 07:33 WIB
Harga Minyak Sawit Mulai Menggeliat
BMRI dan BBRI Terbesar, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dijual Asing Saat IHSG Naik


Reporter: Dina Farisah | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) merangkak naik dari level terendah sejak akhir tahun 2013. Selain faktor kenaikan permintaan produk turunan CPO di bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, data pertumbuhan manufaktur China ikut menopang kenaikan harga.

Mengutip Bloomberg, Selasa (24/6) pukul 16:50 WIB, kontrak pengiriman CPO bulan September 2014 di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) berada di RM 2.486 per metrik ton naik 0,2%. Selama sepekan harga sudah naik 2,18%. CPO menguat bertahap setelah menyentuh level terendah pada 11 Juni 2014 di RM 2.377 per metrik ton.

Dian Agustina, analis MNC Securities, mengatakan, tren harga CPO mulai berbalik  menguat seiring datangnya Ramadan akhir pekan ini. Umumnya, permintaan produk turunan CPO seperti minyak goreng akan meningkat selama perhelatan Ramadan dan Lebaran.

Sedangkan Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga CPO rebound dan tengah menuju level resistance kuat di level RM 2.500 per metrik ton. Harga CPO terkerek data manufaktur PMI China bulan Juni 2014 di angka 50,8. Indeks di atas 50 menunjukkan, Tiongkok tengah berekspansi. "Tumbuhnya perekonomian China diharapkan dapat meningkatkan permintaan CPO," jelas Ariston.

Jangka pendek

Selanjutnya, Ariston menyatakan, investor menunggu rilis data ekspor CPO Malaysia periode 1-20 Juni 2014. Pelaku pasar khawatir ekspor turun. Sebab, mata uang ringgit menguat dan menyebabkan harga CPO mahal. Sedangkan, Dian menilai harga CPO selanjutnya akan ditentukan oleh kebijakan pemerintah Indonesia. “Apabila bea keluar CPO naik, harga CPO akan mahal dan bisa menyusutkan permintaan,” ujar Dian.

Tapi Ariston menduga harga CPO masih berpeluang menguat dalam jangka pendek. Kenaikan harga ditopang oleh data manufaktur China dan kekhawatiran badai El Nino yang mengganggu produksi.

Secara teknikal, Ariston bilang harga berada di bawah moving average (MA) 50, 100 dan 200. MACD berada di area negatif di bawah nol, tapi berada di atas garis sinyal, menunjukkan penguatan jangka pendek. Stochastic baru memasuki area jenuh beli (overbought) di level 83%. Stochastic masih terbuka ruang penguatan lanjutan. Sementara RSI berada di level 60,5%.

Ariston memprediksi, sepekan ke depan, harga CPO berkisar RM 2.430-RM 2.580 per metrik ton. Sementara Dian menduga CPO bergerak di level RM 2.450-RM 2.485 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×